unescoworldheritagesites.com

JAPFA FIDE Rated Chess Tournament 2021, GM Susanto: Sesuai Target - News

GM Susanto dan Dir Corporate Affair JAPFA  Rahmad Indrajaya

JAKARTA: Grand Master (GM) Susanto Megaranto (2548) berhasil menjuarai turnamen catur bertajuk "JAPFA FIDE Rated Chess Tournament 2021" yang berakhir Rabu, 8 Desember 2021.

Pecatur pelatnas ini berhak mengangkat trofi juara usai mengumpulkan poin tertinggi, 8 angka, dari sembilan babak yang dilakoni.

Pada dua ronde terakhir, kedelapan dan kesembilan yang digelar di Wisma Serbaguna senayan, Jakarta, Rabu (8/12), Susanto ditahan remis FM Hudany M Miftahul (2213) dan menang atas FM Catur Adi Sagita (2314).

Dengan demikian, Susanto belum tersentuh kekalahan selama turnamen dan berhak menjadi yang terbaik. Adapun runner up dan peringkat ketiga, masing-masing diraih Surya Wahyudi (2199) dan Dziththauly Ramadhan (2164).

Susanto mengakui hasil ini sudah sesuai yang diinginkan. "Hasil sudah sesuai target pribadi saya sejak sebelum turnamen," kata dia.

Ia juga diuntungkan sejumlah pemain pelatnas lain tak mengikuti ajang ini karena bentrok dengan kejuaraan lain. Meski demikian, Susanto menyebutkan bahwa tak mudah untuk mencari kemenangan.

Terbukti dia dua kali ditahan remis, masing-masing saat bertemu Surya Wahyudi pada babak keenam dan Hudany M Miftahul di babak kedelapan.

Peringkat kedua di turnamen ini diraih oleh Surya Wahyudi (2199) dengan 7,5 poin kemenangan, sedangkan posisi ketiga dikuasai Dziththauly Ramadhan (2164), juga dengan 7,5 poin kemenangan.

Sayangnya, meskipun berhasil menjadi juara, elo rating Susanto Megaranto justru dikurangi 0,7 poin, menyusul hasil imbang yang dua kali di turnamen ini. Hasil imbang pertama diraih saat dia menghadapi Surya Wahyudi (2199) di babak keenam, sedangkan hasil imbang kedua ketika melawan FM Hudany M Miftahul (2213) di babak kedelapan.

Menurut Direktur Turnamen JAPFA FIDE Rated Chess Tournament 2021, Hednry Djamal, hal yang wajar kalau Susanto akhirnya mengalami penurunan rating, meskipun tampil sebagai juara.

“Mengapa rating Susanto justru turun, padahal dia juara? Karena lawan yang memaksa dia bermain imbang, ratingnya jauh di bawahnya. Kita justru harus berterima kasih pada Susanto yang telah bersedia tampil di turnamen ini. Jujur saja, banyak pemain yang ratingnya tinggi, terutama pecatur wanita kita yang tak mau tampil di turnamen ini. Alasannya, mereka takut ratingnya turun,” ujarnya menjelaskan.

Padahal, lanjutnya, kalau ada banyak pecatur yang memiliki elo rating tinggi main di turnamen ini, akan semakin banyak pecatur muda yang tertolong, elo ratingnya naik.

Mengomentari keberhasilan Dziththauly Ramadhan menjadi juara ketiga, Hendry menyebutnya sebagai sebuah kejutan besar. Mengapa? Karena selama ini pecatur yang akrab disapa Dito (19), tak pernah sekalipun diberangkatkan ke luar negeri.

“Tiba-tiba Dito muncul. Awalanya berhasil menjadi juara junior di Kejurnas Catur di Belitung beberapa waktu lalu. Kini dia menempati posisi ketiga, mengalahkan banyak senior-seniornya.”

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat