unescoworldheritagesites.com

Hendra/Ahsan Ciptakan All Indonesian Final, Satu Gelar All England Sudah Di Tangan - News

Hendra Setiawan dan Muhammad Ahsan ke final All England. (Humas PP PBSI)

 

 

: Kemenangan pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan atas pasangan He Ji Ting/Tan Qiang dari China, menciptakan All Indonesian final di All England 2022.

Kemenangan ini sekaligus memastikan satu gelar bagi wakil Indonesia pada turnamen tertua dan paling bergengsi di dunia ini.

Pada pertandingan semifinal yang berlangsung di Utilita Arena Birmingham, Sabtu (19/3/2022) waktu setempat, Hendra/Ahsan menang dengan 21 – 16, 14 – 21, 21 – 13.

Kematangan bermain dengan pengalaman lebih ketimbang lawannya, membuat Hendra/Ahsan dapat mengendalikan permainan kendati dari segi usia wakil Indonesia tersebut sudah tidak muda lagi.

Di final Hendra/Ahsan bertemu juniornya di Pelatnas Cipayung, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang lebih dulu melaju ke partai puncak setelah beberapa jam sebelumnya sukses mengalahkan pasangan dua kali juara All England, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, 22-20, 13-21, 21-16 dalam 58 menit.

“Alhamdulillah, bisa menang dan ke final. Rasanya lega bisa menang dan menciptakan all Indonesian finals,” tutur Ahsan dikutip dari Tim Humas dan Media PP PBSI.

Kompatriotnya, Hendra juga tak kalah senang dengan keberhasilan ini. “Senang rasanya bisa menang dan merebut tiket ke final untuk menciptakan all Indonesian finals. Saya pun merasa puas dan plong rasanya bisa menang,” tutur Hendra.

Dalam pertandingan tersebut, Ahsan sebenarnya belum fit seratus persen. Cedera betis kirinya belum pulih benar. Cuma memang kondisinya lebih mendingan dibanding hari sebelumnya.

“Cedera saya sebenarnya masih terasa sakit, tetapi sudah lebih baik dibanding kemarin. Di gim kedua, kami bermain terlalu lambat terutama saya karena cukup merasakan sakit. Di gim ketiga, saya hanya fokus saja di pertandingan dan tidak memikirkan soal rasa sakit,” ujar Ahsan.

“Dari awal kami sudah memegang kendali permainan dengan menyerang lebih dulu. Apalagi menang angin sehingga lebih enak untuk menyerang. Di gim kedua, pengembalian kami banyak yang nanggung dan terserang terus. Tetapi di gim ketiga pola permainan kami kembali seperti gim pertama. Langsung menyerang dan berjuang untuk tidak mau kalah saja,” timpal Hendra.

Sang pelatih, Herry Iman Pierngadi pun tidak kalah bangga dengan perjuangan anak didiknya tersebut.  Di tengah kondisi Ahsan yang tidak prima, pasangan juara All England 2014 dan 2019 itu tetap berjuang keras agar bisa memenangi pertandingan dan merebut tiket ke final untuk menciptakan sejarah terjadinya final sesama wakil Indonesia di All England. 

“Luar biasa, walau kondisi tidak prima, tetapi Hendra/Ahsan bisa memanfaatkan segala pengalaman mereka, mental juaranya, dan fighting spiritnya di tengah lapangan. Mereka juga tidak mudah menyerah. Perjuangan Hendra/Ahsan itu bisa menjadi contoh bagi pemain-pemain muda Indonesia,” ujar Herry.

Mengomentari terjadinya final sesama pasangan Indonesia di final turnamen tertua dan paling prestisius tersebut, baik Hendra maupun Ahsan juga mengaku senang. Tak hanya karena satu gelar bisa direbut, tetapi juga proses regenerasi di sektor ganda putra sudah berjalan dengan baik. Terbukti, pasangan muda, Bagas/Fikri yang lolos ke final.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat