: Tak adanya BUMN jadi sponsor gelaran Formula E menjadi sorotan. Banyak yang beranggapan bahwa ini salah satu intrik politik menggagalkan Anies Baswedan. Sebab, jika Formula E sukses dikhawatirkan akan menaikkan Elektabilitas Anies sebagai kandidat capres 2024.
Tak hanya itu, gelaran Formula E yang bakal digelar di sirkuit Ancol, Sabtu (4/5/2022), juga seperti jadi anak tiri di rumah sendiri. Itu kembali karena tak adanya sponsor dari BUMN. Bahkan Kementerian yang terkait kepariwisataan juga tak memberi dukungan.
"Sangat terbatasnya dukungan pemerintah pusat terhadap pelaksanaan Formula E, yang diprakarsai pemda DKI Jakarta, menunjukkan bahwa kebijakan alokasi sumber daya negara sudah menjadi medan pertarungan politik," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam kepada wartawan, Jumat (3/6/2022).
Baca Juga: Soal Sponsor Bir Di Formula E, Pengamat Sebut Panitia SeharusnyaJujur Saja
Baca Juga: Latih Pelaku UMKM Jelang Formula E, Anies Harapkan Tunjukan Pengusaha Kecil Berstandar Global
Khoirul Umam melihat sikap diam kementerian dan BUMN tak bergerak sponsori ini seolah diorkestrasi oleh kekuatan besar politik tertentu, yang menghendaki ketidakberhasilan atau tidak optimalnya penyelenggaraan Formula E ini," sebut Khoirul Umam.
Selain itu anak tiri dan anak emas seolah juga ditunjukkan oleh BUMN. Bandingkan saja sikap BUMN terhadap program pemerintah Kota Surakarta. Kementerian dan BUMN begitu cepat mendistribusikan bantuan jika yang membutuhkan adalah pemerintah yang dipimpin putra sulung Presiden Jokowi itu. Ini seolah menganakemaskan Pemkot Surakarta.
"Pendistribusian begitu cepat dan tak ada kata terlambat untuk Pemkot Surakarta. Langkah-langkah cepat mereka dalam mendistribusikan bantuan, dan memberikan dukungan untuk berbagai kegiatan, program pembangunan, hingga berbagai jenis bantuan sosial ke Pemerintah Kota Surakarta misalnya cukup," papar Umam.***
"