unescoworldheritagesites.com

Rumah Syukur Layak Huni, Program Terobosan dari Mas Bechi - News

Inisiator pembangunan Rumah  Syukur  layak huni  Mas Bechi

 

 




: Dapat diinterpretasikan bahwa rumah adalah jiwa. Dalam konteks syair lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang berbunyi Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, memiliki makna lebih mendalam.

Rumah bukan hanya sebagai tempat fisik untuk tinggal, tetapi juga sebagai simbol penting dari pembangunan jiwa dan kebangsaan.

Dalam rangka membantu warga fakir miskin dan kaum dhuafa yang membutuhkan agar dapat memiliki rumah layak huni, Mochammad Subchi Azal Tsani atau yang akrab disapa Mas Bechi, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) menggagas program pembangunan rumah layak huni yang dikenal dengan nama Rumah Syukur Layak Huni Shiddiyyah (RSLHS).

Baca Juga: Tengok Kemiskinan Ekstrem, Menko PMK Langsung Atasi Lewat Skema Bansos Dan Rumah Layak Huni


"Program pembangunan rumah layak huni secara gratis itu dipersembahkan untuk Rakyat Indonesia Raya yang berhak terutama fakir miskin dan kaum dhuafa yang belum memiliki tempat tinggal yang layak atau dalam artian belum memiliki rumah layak huni, " kata 

"Rumah syukur ini tentunya dipersembahkan 100 persen gratis untuk warga yang membutuhkan, dengan berbagai kebutuhan seperti material, tenaga kerja, konsumsi para pekerja, termasuk fasilitas listrik dan kebutuhan air/sumur bagi mereka yang belum memilikinya," kata Mas Bechi.

Tak hanya itu saja, penerima rumah juga dibebaskan dari semua biaya.
Selain membangunkan rumah dari awal hingga akhir, Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah juga dilengkapi dengan fasilitas perabotan rumah tangga seperti satu set kursi dan meja ruang tamu, kipas angin, dipan, Kasur, lemari, kompor gas, dan rak piring, dan lainnya.

Baca Juga: Tingkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni Di Kalbar, KemenPUPR Salurkan 8115 BSPS



Bahkan tidak jarang juga ada yang diberikan tv, dan laptop.

Terlepas dari pemberian nama Rumah Syukur Layak Huni, rumah-rumah yang dibangunkan oleh OPSHID se-Indonesia ini termasuk mewah, baik dari segi material bangunan maupun fasilitas perabotannya.

Kemudian untuk bahan dasar kontruksi yang digunakan sejak awal hingga tahap akhir juga merupakan bahan-bahan dengan kualitas terbaik dengan spesifikasi menengah keatas, baik itu dari segi cat hingga material lain yang semuanya sesuai dengan arahan dari Mas Bechi selaku Ketua Umum sekaligus anak dari Mursyid Thoriqoh Shiddiyyah Indonesia, Kyai Muchammad Muchtar Mu'thi.

Tercatat, hingga saat ini sudah ada lebih dari 1.800 rumah syukur yang telah dibangun dan menariknya dalam pembangunan rumah syukur, warga Thoriqoh Shiddiqiyyah saling bahu membahu bergotong royong memberikan bantuan baik berupa kebutuhan untuk pembangunan rumah seperti semen hingga anggaran yang diberikan secara cuma-cuma tanpa membebani penerima bantuan.

Baca Juga: Tingkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni Di Kalbar, KemenPUPR Salurkan 8115 BSPS



Saat ini juga sudah ada sebanyak 66 unit rumah syukur yang tengah dalam proses pembangunan secara serentak seluruh Indonesia Raya, dengan biaya yang dikeluarkan kurang lebih mencapai Rp130 juta per unit.

Bahkan pada 28 Oktober 2023 yang bertepatan juga dengan Hari Sumpah Pemuda, menjadi momen bersejarah dari perjalanan panjang dengan diserahkannya secara resmi bantuan RSLHS kepada para penerima secara serentak se-Indonesia.

Selain itu, jika ada yang menduga bahwa sumber pembiayaan RSLHS ini berasal dari bantuan pemerintah ataupun bantuan negara asing, maka dugaan itu salah besar. Pasalnya, organisasi-organisasi di lingkungan Shiddiqiyyah termasuk OPSHID sama sekali tidak pernah menyodorkan proposal bantuan kepada pihak-pihak lain di luar warga besar Thoriqoh Shiddiqiyyah. 

Semua pendanaan murni dikumpulkan dari shodaqoh warga Shiddiqiyyah sendiri. Kemandirian inilah yang senantiasa diajarkan oleh Kyai Muchammad Muchtar Mu'thi kepada murid-muridnya.

Mungkin tidak heran juga jika ada sebagian orang yang terkejut atau mungkin kurang percaya apabila melihat kondisi perekonomian warga Shiddiqiyyah yang justru mayoritas menengah ke bawah. Mulai dari bekerja sebagai karyawan pabrik, pegawai negeri golongan rendahan, pedagang kecil-kecilan, petani, salesman, bahkan pengangguran yang tak terhitung jumlahnya.

Namun Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, yang disertai dengan kemauan kuat dan juga semangat gotong-royong, mereka mampu membangun RSLHS bagi fakir miskin dan kaum dhuafa yang membutuhkan setiap tahunnya.

Hal tersebut pun menjadi bukti kongkrit adanya pengorbanan ikhlas dari warga Shiddiqiyyah yang dikomandoi Mas Bechi sebagai inisator demi terwujudnya RSLHS untuk rakyat Indonesia yang membutuhkannya.


"Ini adalah contoh nyata bagaimana semangat gotong-royong dan kemauan kuat dapat membantu membangun jiwa dan kebangsaan, seiring dengan semangat syair Indonesia Raya," kata Nas Bechi.

Di sisi lain, Rumah yang layak dan gratis, seperti yang digagas oleh Mas Bechi melalui program Rumah Syukur Layak Huni Shiddiyyah (RSLHS), juga menggambarkan upaya untuk membangun jiwa dan memberikan tempat tinggal yang layak kepada warga fakir miskin dan kaum dhuafa.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat