KARANGANYAR: Bonus demografi telah menempatkan millennial dan Gen Z sebagai dominant voters atau pemilih dominan ketika pemilu digelar di tahun 2024. Kue terbesar penyumbang elektoral dari porsi anak muda inilah yang akan diperebutkan secara sengit oleh partai-pertai yang akan lolos sesuai syarat Electoral Threshold (ET) maupun Parliement Trlhreshold (PT).
Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Karanganyar Ilyas Akbar Almadani memiliki perspektif tersendiri pada pemilu tahun 2024 mendatang. Ada perbedaan yang cukup signifikan dibanding pemilu sebelumnya.
"Pemilu 2024 nanti meskipun hanya terhitung tiga tahun dari sekarang. Namun akan ada perbedaan mendasar dalam lanskap politik di Indonesia," kata Illyas di sela-sela tasyakuran memperingati HUT AMPG ke 19 Tahun di DPD AMPG Karanganyar, Kamis (11/2/2021).
Dari prediksi ini yang mendorong Ketua AMPG Kabupaten Karanganyar sedini mungkin menyiapkan strategi dan gaya yang berbeda menghadapi pemilihan langsung anggota parlemen dari tingkat kabupaten/ kota, provinsi hingga pusat.
Ilyas Akbar Almadani menegaskan AMPG sebagai garda terdepan bagi sayap kemenangan Partai Golkar sudah mempersiapkan kader-kader pemuda dan pemudi terbaiknya siap secara fisik dan mental akan mengisi daftar caleg yang nantinya akan berkontestasi di pemilu tahun 2024.
"Kami dari AMPG telah menyiapkan caleg terbaik untuk berkontestasi di tahun 2024, tentu saja dengan mekanisme dan proses rekrutmen yang ketat dan sesuai aturan organisasi," tegasnya.
Ilyas optimis dengan potensi dan keunggulan kader-kader handal organisasi sayap pemuda Golkar yang dinahkodai Ketum Ilham Permana ini, akan mampu merespon dan mengawal isu terkini yang dihadapi masyarakat secara umum dan khususnya isu-isu anak muda.
"Dari AMPG sudah pula menyiapkan program yang sepenuhnya baru. Program itu nantinya akan diselaraskan dengan isu terkini untuk menjaring aspirasi dan partisipasi publik secara luas," kata putra semata wayang Sekretaris DPD I Partai Golkar Jateng yang juga Bupati Karanganyar ini.
Ilyas yang tercatat sebagai mahasiswa UGM ini mencontohkan misalnya, saat dunia memang sedang fokus untuk menghadapi isu "perubahan iklim" atau climate change. Tentu AMPG harus peka, sensitif dan responsif untuk mempersiapkan caleg yang kudu paham isu ini dan dalam posisi benar-benar sebagai politisi hijau ‘Green poltician’ yang konsen terhadap isu perubahan iklim global.***