unescoworldheritagesites.com

Unhan RI Berikan Gelar Profesor Kehormatan Kepada Letjen TNI (Purn) Prof. Dr. Terawan - News

Foto bawah: Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI  bersama Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian.,S.T., M.Sc., DESD  memberi keterangan kepada wartawan. (Foto: Humas Unhan RI)

BOGOR: Universitas Pertahanan RI (Unhan RI) memberikan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kesehatan Militer kepada Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI di Gedung Aula Merah Putih Kampus Bela Negara Unhan RI Komplek IPSC Sentul-Jawa Barat, Rabu (12/01/2022).

Pengukuhan gelar Profesor Kehormatan itu digelar  dalam sidang senat terbuka  dipimpin Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian.,S.T., M.Sc., DESD selaku Ketua Senat Unhan RI, dilaksanakan melalui daring dan luring.

Acara diawali dengan pembukaan sidang dan sambutan oleh Ketua Senat Rektor Unhan RI dan pembacaan Keputusan Rektor Unhan RI oleh sekretaris Senat Unhan RI Warek I Bid. Akademik dan Kemahasiswaan Unhan RI Mayjen TNI Dr. Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., CIQnR., CIQaR.

Rektor Unhan RI dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada Prof. Dr. (H.C) Dr. Terawan Agus Putranto, SP.Rad (K) RI atas pencapaian prestasi akademik yang  membanggakan. Unhan RI mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar   Prof. Dr. (H.C) Dr. Terawan Agus Putranto, SP.Rad (K) RI atas doa restu, dukungan dan peran penting yang diberikan. Serta terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada senat akademik dan dewan guru besar Unhan RI atas promosi yang diberikan kepada Prof. Dr. (H.C) Dr. Terawan Agus Putranto, SP.Rad (K) RI menjadi profesor kehormatan ilmu pertahanan bidang kesehatan militer  pada Fakultas Manajemen Pertahanan.

Prof. Dr. (H.C) Dr. Terawan Agus Putranto, SP.Rad (K) RI mampu menciptakan dan merumuskan pertahanan kesehatan nasional melalui sebuah teori yang terkait dengan metode 'cuci otak' pada penderita stroke. Brain washing ini sendiri bukan cuci otak yang selama ini difahami masyarakat melainkan endovaskular treatment atau neurovaskular intervention yang mana teknik dasarnya adalah dsa (digital substraction angiography) yang berguna untuk diagnostik.

Teori yang dikembangkan tersebut rupanya sudah diaplikasikan di Jerman dengan nama “Terawan Theory”. Teori yang dikembangkan sejak tahun 1990an dapat mengurangi paparan radiasi dalam otak dan terbukti sampai saat banyak pasien yang tertolong dari serangan stoke.

Sidang senat terbuka ditutup oleh Ketua Senat Unhan RI, sebelum ditutup Ketua Senat Unhan RI menyampaikan ucapan terima kasih kepada para Guru Besar yang hadir pada Sidang Senat Pengukuhan Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Unhan RI, serta ucapan terima kasih kepada Ketua Dewan Guru Besar Unhan RI serta Para Guru Besar Unhan RI.

Orasi Ilmiah

Dalam sidang senat terbuka ini, Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI memaparkan orasi ilmiah yang berjudul “Peran Kesehatan Militer Dalam Mendukung Ketahanan Kesehatan Nasional“.

Seiring dengan majunya perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan terciptanya globalisasi dalam berbagai bidang. Hal ini membuat tantangan yang kita hadapi menjadi semakin komplek dan dapat berimplikasi pada pertahanan negara.

Tantangan yang ada pada saat ini tidak hanya ancaman di bidang militer, namun juga ancaman pada bidang non militer ataupun gabungan dari keduanya.

Kesehatan militer merupakan bagian dari sistem pertahanan negara dalam menghadapi tantangan tersebut. Dalam mengemban tugas pokok sebagai TNI, terutama dalam hal menegakkan kedaulatan, menciptakan perdamaian, serta mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia, diperlukan strategi militer yang bersifat komprehensif baik itu Strategi Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Kesehatan militer tentunya merupakan bagian dari strategi militer yang dipergunakan untuk menjaga serta memajukan Negara Republik Indonesia tercinta.

Rumah sakit dengan fasilitas lengkap mulai didirikan, yang paling terkenal diantaranya adalah rumah sakit di Atlanta, Georgia, yang didirikan oleh Dr. James Baxter Bean untuk merawat tentara dan korban perang dengan cedera maksilofasial. Tidak hanya ilmu di bidang bedah yang mengalami perkembangan, namun juga teknik anestesi umum digunakan secara luas dalam menangani korban perang, hingga akhirnya dapat diterima oleh publik. Membalsem orang mati juga menjadi hal yang biasa.

Turut hadir sejumlah pejabat termasuk Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., M.P.A., M.A sekaligus Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute dan pendiri AHY Foundation dan sejumlah Menteri Kabinet serta undangan lainnya antara lain Menhan RI, Menkes RI, Menteri KKP RI, Panglima TNI, Kapolri, Kepala BRIN, Ka. BKKBN, Dirut BPJS, Wakil. Ketua DPR RI serta Pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan, Kementerian dan Lembaga, Rektor Perguruan Tinggi, Pejabat Pemprov/Kota, Guru Besar Unhan RI, Guru Besar Perguruan Tinggi, Dosen Unhan RI serta Pejabat Lainnya. ***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat