unescoworldheritagesites.com

Ini Alasan Walkot Hendi Tak Jamin New Normal Bisa Berjalan Di Semarang - News

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberi semangat dan motivasi warga usia lanjut yang rentan terinfeksi Covid-19 untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi anjuran pemerintah bermasker, cuci tangan dengan sabun, selalu tinggal di rumah (Ist)

SEMARANG: Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyayangkan terjadinya pelonjakan jumlah warganya yang positif terinfeksi Covid-19, membengkak hampir dua kali lipat, mencapai angka 90 orang hingga Jumat (29/5/2020).

Angka ini terhitung sejak penderita yang masih dirawat sempat mencapai titik terendah sebanyak 47 orang pada Selasa (19/5/2020) atau seminggu sebelum hari Lebaran.

Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini menuturkan sumbu-sumbu penularan berasal dari klaster keramaian, yakni pasar tradisional. Bisa dipastikan, pada waktu-waktu tersebut masyarakat menjadi konsumtif kembali dan nekat berbelanja di keramaian setelah mereka mendapat THR maupun ketika warga terdampak Covid-19 menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) yang sudah cair digunakan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.

Klaster yang diyakini sebagai penyebab penularan virus mematikan itu berasal dari Pasar Kobong.

Data terakhir yang dirilis ada 28 orang positif di klaster ini. ternyata 11 orang berasal dari luar Kota Semarang, sisanya warga Kota Semarang.

"Celakanya (termasuk) ada dua keluarga di Kelurahan Pedurungan yang positif Covid-19. Anak, istri, dan tetangga tertular,” jelas Hendi.

Akibat kejadian yang sangat disesali ini, kata Hendi menegaskan Pemkot tidak bisa menjamin tatanan hidup baru (new normal). Apakah bisa segera direalisasikan atau tidak. Mengingat perilaku masyarakat yang masih acuh. Banyak berkerumun di luar rumah tanpa masker, tanpa jaga jarak.

Pihaknya menekankan betapa pentingnya kebiasaan hidup sehat, cuci tangan dan pakai masker, serta tidak berkerumun. 

Hendi belum dapat memastikan apakah Ro Covid-19 di Kota Semarang dapat berada di bawah angka ambang 1, ketika pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) jilid 2 berakhir pada tanggal 7 Juni 2020.

“Kita belum tahu nanti pada saat PKM tahap 2 berakhir nanti Ro nya bisa di bawah 1 atau tidak. Kalau di bawah 1 ya (New Normal) kita jalankan, tapi kalau tidak ya mohon maaf, PKM kita perpanjang, atau bahkan jalan terakhir, PSBB," tegas Hendi yang juga politisi PDI Perjuangan ini.

Hendi menegaskan jajarannya akan terus mengupayakan kedisiplinan terus dilaksanakan masyarakat.

"Maka sekarang tergantung masyarakat, mau tertib atau tidak, kalau tidak mau ya kita seperti ini saja," ucap Hendi.

Wali Kota sarat prestasi ini bertutur, dengan semakin banyaknya masyarakat yang tidak tertib dalam masa PKM, maka Ro di Kota Semarang akan semakin sulit dikendalikan. Artinya, ungkap Hendi, kemungkinan menjalankan tatanan hidup baru pada tanggal 8 Juni 2020 sulit direalisasikan.

"Sampai tadi malam saja, teman - teman patroli masih menemukan rombongan warga yang nongkrong di luar, tanpa masker. Ketika diingatkan malah marah-marah," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat