unescoworldheritagesites.com

Pandemi Covid-19 Tak Boleh Dijadikan Alasan Untuk Menunda Imunisasi - News

SURABAYA : Pandemi Covid-19 yang terjadi belakangan ini tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak melakukan imunisasi Pneumonia pada balita. Apalagi Pneumonia hingga saat ini masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada bayi dan balita.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, dr Herlin Ferliana MKes, saat ini,  sebanyak 50% kematian disebabkan oleh Streptococcus Pneumoniae dan 20%  oleh Haemophilus influenzae tipe b. "Imunisasi harus tetap dilakukan sesuai jadwal, lepas apakah sedang musim pandemi Covid-19 atau tidak. Yang penting protokol kesehatan tetap harus diterapkan," ujarnya dalam Edukasi Media dan Penyebaran Komunikasi Publik  Peran Ayah dan Pencegahan Pneumonia pada Anak dengan Imunisasi, Senin (21/12/2020). 

Dia menjelaskan, Covid-19 memang berbahaya dan harus dilakukan pencegahan. Tapi imunisasi pada balita tidak boleh batal atau ditunda pelaksanaannya, karena bisa saja menjadi problematika baru.

Menurutnya, Undang-undang sudah mengamanatkan bahwa setiap anak berhak mendapatkan imunisasi. Jawa Timur yang memiliki 391 rumah sakit dan 968 puskesmas siap mendukung program imunisasi.

Imunisasi, kata dia, merupakan program yang sangat efektif untuk memenuhi target SDGs dengan penurunan angka kematian bayi 25 per 1.000.  Vaksin Pneumokokus Konyugasi (PCV) sendiri,  kata dia, sudah diintroduksi di Indonesia.
 
Semuanya diawali dengan demonstration program di Provinsi NTB dan Bangka Belitung dan selanjutnya diintroduksi secara nasional, dan dilakukan bertahap mulai 2020 sampai 2024. "Vaksin PCV yang akan digunakan telah memiliki ijin edar dari BPOM dan sertifikat halal dari IFANCA,” ungkapnya.

Menurutnya, diperlukan kerjasama yang terpadu dengan semua pihak untuk mencapai imunisasi PCV yang sukses. Salah satunya adalah peran ayah yang kata dia, sangat penting dalam mendukung kesuksesan imunisasi PCV. 

Sementara, Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin menyebut, idealnya untuk menjaga kesehatan keluarga, memang diperlukan support system yang ada di rumah, termasuk peran suami sebagai kepala rumah tangga. 'Para ayah, ayo kita harus support ibu-ibunya. Karena, vaksinasi yang dilakukan pada anak penting untuk kesehatan mereka,” ujarnya melalui tayangan video.

Menurutnya,  jika kesehatan anak bisa dijaga, maka otomatis estafet penerus bangsa ini akan tersedia. Vaksin yang ada akan memastikan kesehatan anak-anak di masa mendatang. 

Ungkapan senada diakui Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur Dr dr Dominicus Husada, Sp AK. Menurutnya, seorang ayah di rumah memiliki peranan kunci dalam menentukan kesehatan keluarga, termasuk pencegahan Pneumonia. Selama ini, pemaksimalan peran ayah belum banyak diangkat.

Selama ini,  kata dia, fokus kesehatan keluarga selalu tertuju pada ibu si anak. Pasalnya, ibu yang merawat dan bersama si anak untuk jangka waktu yang lama sepanjang hari.  "Kombinasi peran ayah yang maksimal akan melengkapi sebuah keluarga dalam membangun pertahanan kesehatan,” ujarnya.

Pneumonia sendiri, katanya, merupakan keradangan pada paru-paru yang menyerang pernafasan. Pneumonia terjadi karena adanya infeksi yang berasal dari mahluk hidup asing yang masuk di tubuh seseorang dan menimbulkan proses penyakit. 

Penyebabnya, kata dia, bisa dari virus, bakteri, jamur, bahan kimia, bahan beracun maupun mahluk hidup kecil lainnya. Pneumonia begitu berbahaya karena menyerang saluran nafas. 

Proses penularannya pun bisa ditulari orang lain maupun ketika menghirup bahan berbahaya. "Penyebarannya bisa lewat droplet atau percikan ludah. Ketika seseorang  bicara, batuk, bersin, maupun meludah. Bisa juga melalui partikel penyebab infeksi yang melayang di udara,” ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat