unescoworldheritagesites.com

SMK Didorong Untuk Link And Match Dengan Dunia Industri - News

Dirjen Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ,Wikan Sakarinto bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming meninjua pembangunan SMK 2 Solo,

SOLO : Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus link and match dan memiliki kemampuan soft skill untuk terjun di dunia industri. Untuk manjawab kebutuhkan di dunia industri, tidak hanya penguatan infrastruktur fisik saja tetapi juga inovasi dari  guru dan kepala sekolah juga dibutuhkan.

Hal ini dikatakan Dirjen Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ,Wikan Sakarinto, saat audiensi Wali Kota Solo dengan dunia usaha, industri dan dunia kerja serta peninjauan pembangunan SMK 2 Solo, Kamis (9/9/2021).

"Itu lebih penting, inovasi sumber daya manusia (SDM) pengajarnya, guru- guru, kurikulumnya, link and match nya sehingga bantuan ini pancing bukan ikan.  Kita tunggu pancing ini menghasilkan teaching factory yang produktif," jelas Wikan.

Dirinya mencontohkan di SMK 2 Solo, produk di sekolah ini adalah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)  sehingga murid-murid di sekolah tersebut diharapkan mampu menghasilkan aplikasi mobile atau games yang bisa dijual.

"Kita tunggu teaching factory nya, atau link and match dan kurikulumnya. Guru-guru harus kreatif.  Jangan berhenti pada peralatan fisik, tapi lebih bagaimana menggerakkan ekosistem kreatif yang menghasilkan produk yang menjadi andalan. Serta menghasilkan entrepreneur baru," jelasnya lagi.

Pihaknya mengaku tidak khawatir dengan penyerapan tenaga kerja dari SMK terutana bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) karena bidang ini terus berkembang. Di masa pandemi, serapan tenaga kerja untuk programmer, animator, multimedia spesialis masih tinggi.

"Tidak masalah untuk bidang TIK, tapi kita  tidak hanya bekerja tapi bisa menset up menjadi wirausaha. Ini dukungan Mas Wali Kota sangat besar, beliau merasa tidak nyaman jika lulusan SMK tidak bekerja dan berwirausaha," katanya.

Terkait kerjasama antara industri dengan SMK, Wikan mengatakan saat ini sudah banyak SMK yang bekerjasama dengan industri. Dari 14 ribuan SMK swasta dan negeri di Indonesia sudah banyak yang link and match dengan industri.

"Sebagian sudah sesuai  seperti yang kita harapkan.Sebagian malah sudah bagus banget. Tapi ada beberapa SMK  yang perlu dikembangkan lebih dalam. Ini lebih ke SDM kalau infrastrukrur iya masih banyak yang kurang, tapi menurut saya lebih ke SDM nya," katanya lagi.

Untuk meningkatkan SDM, Kementerian Pendidikan juga telah membuat program pelatihan kepada kepala sekolah SMK.  Setiap tahun ada 500 kepala SMK dilatih melalui program Kepala SMK CEO selama enam bulan.

Sementara itu Kepala Sekolah SMK 2 Solo, Sugiyarso mengatakan untuk meningkatkan SDM guru di sekolah tersebut, pihak sekolah telah melakukan link dengan Universitas Gajah Mada (UGM). Di sekolah tersebut yang dikembangkan adalah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) serta koding.

"Yang diusulkan untuk dikembangkan adalah RPL dan koding. Untuk peralatan RPL sudah diupgrade semua termasuk SDM pengajarnya," ujarnya.

Di SMK 2 Solo, peminat untuk kelas RPL snagat tinggi. Kapasitas hanya tiga kelas atau 72 siswa. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat