unescoworldheritagesites.com

Kayu Penyangga Dimakan Rayap, Renovasi Masjid Agung Mendesak Dilakukan - News

Masjid Agung Kota Solo

SOLO: Renovasi Masjid Agung Kota Solo, mendesak untuk dilakukan. Mengingat mulai rusaknya kayu-kayu penyangga di bangunan utama. Kerusakan kayu di bangunan cagar budaya tersebut disebabkan karena dimakan rayap.

Menurut Ketua Takmir Masjid Agung, Muhtarom, kerusakan tersebut terlihat berdasarkan kajian dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).  Potensi kerusakan terjadi pada kayu penyangga atau soko bangunan utama dan kayu blandar atau kayu balok di bangunan utama masjid.

"Di seluruh bangunan utama,soko dan blandar itu semuanya kan dari kayu, jadi ada indikasi rayap. Kalau kita tidak segera tangani itu kan mengganti kayu lebih mahal," jelas Muhtarom seusai menyerahkan hasil kajian BPCB kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Balai Kota Solo, Kamis (4/11/2021).

Sebelumya, perbaikan dilakukan secara swadaya oleh pengelola masjid. Tetapi, kerusakan yang awalnya hanya ada di satu titik tiang,  ternyata melebar hingga 16 tiang di bangunan inti.

"Karena melihat kerusakan yang begitu nampak kemudian kita lakukan penanganan langsung di titik itu. Ternyata setelah kita kembangkan dan penanganan ternyata melebar dan awalnya asumsinya hanya satu titik, ini melebar ke beberapa titik," paparnya.

Untuk itu pihak masjid menggandeng BPCB untuk mengkaji kerusakan yang terjadi. Kerjasama dengan BPCB tersebut sudah berjalan dua tahun.

Meskipun sampai saat ini kerusakan yang terjadi tidak membahayakan jamaah yang beribadah di masjid tersebut, tetapi pihaknya mengatakan jika tidak segera diambil tindakan maka dikhawatirkan kerusakan akan lebih parah. Dan perbaikannya membutuhkan anggaran yang lebih besar lagi.

"Untuk tingkat kerusakan, yang jelas itu karena bangunan cagar budaya dan materialnya kayu semua maka kemarin kita kajian bersama dengan BPCB untuk melihat dan kemudian menghitung termasuk pembiayaan dan seterusnya. Maka hari ini kami serahkan hasil kajian tersebut kepada Wali Kota Solo," jelasnya lagi.

Masjid yang dibangun pada masa  Raja Keraton Surakarta, Paku Buwono (PB) III (1763-1768) tersebut, terakhir direnovasi oleh pemerintah tahun 2012 lalu. Renovasi yang dilakukan untuk mengganti atap masjid yang telah rusak dimakan usia. Sedangkan untuk renovasi kayu-kayunya dilakukan terakhir tahun 2005.

"Kayu yang sekelas itu kan susah, itu  kayu Jati Donoloyo. Makanya jangan sampai kayu yang material utama itu hilang karena dimakan rayap, kalau diganti dengan yang baru kan beda lagi dan kualitasnya juga beda," katanya.

Pihaknya berharap renovasi ulang bangunan cagar budaya tersebut bisa dilakukan dari anggaran pemerintah. 

"Sehingga dana dana pemerintah itu bisa lebih bermanfaat bagi yang lain," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Gibran Rakabuming mengatakan hasil kajian terkait kerusakan Masjid Agung Solo akan dipelajari terlebih dahulu. Pihaknya memastikan bahwa renovasi Masjid Agung menjadi salah satu prioritas.

“Kalau anggarannya pakai APBD itu yang jelas kan membutuhkan dana yang sangat besar. Masjid Agung ini kan pembangunannya tidak bisa parsial, harus secara menyeluruh, karena ini cagar budaya. Nanti kita carikan solusi, tenang aja. Harapannya ya secepatnya bisa dilakukan," pungkasnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat