unescoworldheritagesites.com

Meski Masih Sengketa, Pemkot Solo Siapkan Penataan Kawasan Sriwedari - News

Segaran atau danau yang berada di lahan Sriwedari Solo terlihat kumuh dan kotor

SOLO: Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah telah menyiapkan rencana penataan dan pembangunan di kawasan lahan Sriwedari. Meskipun sampai saat ini sengketa antara Pemkot Solo dengan ahli waris RMT Wirjodiningrat masih belum selesai.

Penataan kawasan Sriwedari sepenuhnya akan mengandalkan Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Sekda Kota Solo, Ahyani, masterplan Sriwedari sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

"Kawasan Sriwedari akan difokuskan untuk kegiatan budaya," jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani dalam konferensi pers tentang Sriwedari di Bale Tawangarum Kompleks Balai Kota Solo, Jumat (24/12/2021).

Lebih lanjut Ahyani mengatakan di kawasan tersebut saat ini masih berdiri sejumlah bangunan bersejarah yang masih digunakan. Seperti Monumen PON, selain itu juga ada Museum Keris dan bangunan bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mengunjayan. Gedung wayang orang, serta Museum Radya Pustaka.

"Gedung wayang orang nantinya akan dijadikan Museum Wayang Orang, ini menjadi museum satu-satunya di Indonesia," jelasnya lagi.

Sedangkan gedung wayang orang akan dibangun di gedung teater yang representatif dan modern. Segaran atau danau yang berada di dalam lahan Sriwedari akan ditata kembali dan dikembalikan seperti semula.

Lokasi tersebut akan dilengkap dengan jembatan dan pulau di tengah danau serta perahu. Pulau di tengah segaran nantinya akan digunakan untuk pertunjukan-pertunjukan.

"Segaran akan dikembalikan lagi ke yang lama," katanya.

Lahan terbuka yang bisa digunakan masyarakat akan disediakan di lahan yang saat ini berdiri Gedung Graha Wisata Niaga. Gedung tersebut nantinya akan dirobohkan.

"Nanti dijadikan botanical garden dan sejumlah satwa, dan masyarakat bisa berinteraksi dengan satwa," katanya lagi.

Anggaran yang digunakan untuk pembangunan dan penataan Sriwedari menurut Sekda, cukup besar. Yakni sekitar Rp200 miliar, hanya untuk sarana dan prasarana dan belum ternasuk pembangunan gedung.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada kesempatan yang sama menegaskan rencana pembangunan dan penataan Sriwedari tidak akan menggunakan anggaran negara termasuk BUMN. Semuanya berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR).

"Tidak ada BUMN, nanti dicarikan yang aman dari CSR. Bukan BUMN, tenang saja. Aman kabeh," ujarnya.

Gibran juga menyebut Pemkot Solo akan berusaha dan bertekad mempertahankan lahan Sriwedari sebagai rung publik untuk masyarakat Solo.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat