: Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mendorong pengentasan pengangguran bagi pemuda dalam RAPBN 2025.
Respon cepat Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI ini untuk memperjuangkan masa depan generasi penerus didasarkan kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat 9,89 juta penduduk pada rentang usia 15 hingga 24 tahun (Generasi Z) sedang tidak sekolah, tidak bekerja dan juga tidak mengikuti pelatihan apa pun.
Bahkan, 5,73 juta diantaranya adalah perempuan muda.
“Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan di tengah tantangan kita dalam menghadapi fenomena bonus demografi ke depan. Generasi yang semestinya menjadi sumber daya manusia yang produktif. Tetapi justru tidak terberdayakan dan belum terserap secara optimal di pasar tenaga kerja. Hal ini juga sering saya temui di daerah pemilihan saya sendiri yang notabene daerah industri, daerah yang banyak pabrik-pabriknya. Ironisnya banyak pemuda yang tidak terserap bekerja di tempat ini,” ungkap Puteri kepada di Gedung Parlemen, Senin (10/6/2024).
Wakil Rakyat Senayan yang kembali terpilih sebagai anggota parlemen periode 2024-2028 ini menyebut terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya pengangguran di kalangan pemuda, seperti kurangnya akses transportasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga. Hingga, persoalan kurang sinkronnya antara pendidikan dan permintaan industri atau skill mismatch yang membuat waktu tunggu dalam mencari kerja menjadi lebih lama.
“Ini yang akhirnya menjadi penyebab mereka beralih ke sektor informal. Ini juga terkonfirmasi dari data BPS yang menyebut pekerja informal dari kalangan Gen Z mencapai 10,89 juta orang,” beber Legislator Daerah Pemilihan Jawa Barat VII (Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta).
Seperti diketahui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025 menargetkan untuk menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada kisaran 4,5 persen-5,0 persen. Karenanya, Puteri menekankan pentingnya penurunan pengangguran pada generasi Z.
“Salah satu caranya adalah dengan mengoptimalkan anggaran pendidikan sebaik mungkin untuk memastikan agar anak muda mampu meraih jenjang pendidikan tinggi di tengah polemik tingginya biaya kuliah. Kemudian, aspek pelatihan kerja juga harus dioptimalkan. Apalagi, data BPS mencatat tingkat pengangguran di kalangan lulusan sarjana justru mengalami sedikit kenaikan menjadi 5,63 persen. Sehingga, kami mendorong pemerintah untuk mencari solusi dalam mengatasi persoalan ini,” terangnya.
SDM Unggul
Puteri menilai kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan kunci untuk menggerakkan produktivitas sehingga mampu meraih target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1-5,5 persen pada tahun 2025.
“Pertumbuhan ini kami harapkan tidak hanya tinggi, tetapi juga berkualitas dalam membuka lapangan kerja seluas-luasnya, terutama bagi Gen Z,” pungkas putri Ketua DPR RI ke 17 Ade Komarudin. ***