unescoworldheritagesites.com

Pendidikan Berkarakter di Usia Dini dan Pencegahan Bullying: Perkenalkan Anak dengan Teknologi Digital - News

Diskusi online bertema “Pendidikan Berkarakter di Usia Dinia dan Pencegahan Bullying” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia.

: Bullying di usia dini merupakan fenomena yang serius yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan dan kebahagiaan anak-anak. Di sisi lain, kecakapan digital adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi digital dan internet. Korelasi antara kedua hal ini dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk bagaimana anak-anak menggunakan teknologi, dan bagaimana lingkungan online mempengaruhi mereka.

Praktisi Pendidikan, Anggraini Hermana memaparkan korelasi antara kecakapan digital dengan pengalaman bullying di usia dini. Katanya, anak yang menjadi korban bullying cenderung mengalami stres dan bersikap cemas.
Kondisi itu, lanjut Anggraini, dapat mengurangi kepercayaan diri dan kemampuan anak dalam menggunakan teknologi digital dengan efektif.

“Mereka merasa tidak nyaman atau takut berinteraksi online. Membatasi akses mereka terhadap pembelajaran dan pengembangan melalui online teknologi,” kata Anggraini di acara diskusi online bertema “Pendidikan Berkarakter di Usia Dinia dan Pencegahan Bullying” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia, Kamis (22/6/2023).

Baca Juga: APJII: 49 persen Pengguna Internet Pernah Dibully, Yuk Jadi Pengguna Medsos yang Bijak, Kreatif dan Inovatif

“Kecakapan digital yang kurang berkembang dapat meningkatkan risiko anak-anak menjadi korban bullying di dunia maya,” sambungnya.

Kata Anggraini, anak-anak yang tidak memahami cara menggunakan platform digital dengan aman dan bertanggung jawab lebih rentan terhadap tindakan intimidasi atau pelecehan online.

Kurangnya pemahaman tentang privasi, keamanan, dan etika online dapat membuat mereka lebih mudah menjadi target pelaku bullying.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dalam menggunakan komunikasi digital yaitu lingkungan sosial, pendidikan, pengawasan orang tua atau pengasuh dalam penggunaan teknologi digital, dan faktor kebiasaan dan arahan dari orang tua.

Baca Juga: Danposramil Potowaiburu Hadiri Rapat Koordinasi Rencana Pembangunan Jaringan Internet

Dia pun memberikan tips pencegahan agar anak tidak menjadi korban bullying yaitu memberikan perlindungan dan pendidikan yang holistik diperlukan untuk melindungi anak-anak dari bullying dan membantu mereka mengembangkan kecakapan digital yang positif.

“Perkenalkan anak dengan teknoligi digital, dan diarahkan pada kegiatan digital yang positif, landasi anak dengan pengetahuan empat pilar literasi digital, dan perlu adanya pendampingan dan pengarahan secara intensif yang disiplin dan serentak, terutama pada pembentukan mindset pada anak,” tuturnya.

Duta Teknologi Kemendikbud Ristek Provinsi Jawa Timur 2022, Eka Nurviana Fatmawati, S.Pd.,Gr, mengatakan diperlukan etika dan etiket dalam bermedia digital.

Kata Mbak Bestie, panggilan akrabnya, dalam berhubungan melalui media social juga ada kode etik yang harus diterapkan, yaitu membangun hubungan yang sehat.

Lanjutnya, dalam ruang digital kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural, sehingga terjadi interaksi antar budaya dan dapat menciptakan standar baru tentang etika. Maka dari itu, segala aktivitas di ruang digital dan menggunakan media digital memerlukan etika digital.

Dia mengingatkan, kita harus sadar bahwa berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat