unescoworldheritagesites.com

Ketersediaan Air Bersih Dan Sanitasi Yang Baik Juga Cegah Stunting - News

Keoala BKKBN Hasto Wardoyo (kiri) audiensi ke Kemen PUPR.(foto,ist)

JAKARTA: Ketersediaan air bersih dan sanitasi layak berkontribusi besar dalam penanganan stunting. Intervensi penyediaan air minum, sanitasi yang layak serta perubahan perilaku berkontribusi dalam pencegahan stunting.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, usai melakukan audiensi ke Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama jajarannya, di kantor PUPR Jakarta, Rabu (25/8/2021).

Audiensi dilakukan dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting melalui Pemetaan Kegiatan Sanitasi dan Air Minum. “Kami ingin sekali melakukan kolaborasi antara BKKBN dan Kementerian PUPR dalam rangka percepatan pencegahan stunting yang menjadi persoalan serius yang harus kita tangani," tutur Hasto.

Salah satu bentuk intervensi sensitif stunting adalah pemenuhan Rumah Sehat melalui Sanitasi dan Air bersih. Secara nasional angka prevalensi stunting saat ini masih di angka 27,6 persen. Sementara pemerintah telah menargetkan di tahun 2024 prevalensi stunting di angka 14 persen.

Hasto mengungkapkan, jadi bukan hanya soal gizi bayi, bukan hanya pemberian asupan gizi yang memenuhi standar untuk ibu hamil ibu menyusui. Tetapi penyediaan air minum dan sanitasi layak mempunyai andil yang besar dan menjadi akses terhadap air bersih dan pelayanan sanitasi dasar merupakan salah satu program prioritas nasional.

“BKKBN saat ini tengah melakukan pengolahan hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21), salah satu aspek yang ingin dijaring adalah terkait faktor dekat dan faktor jauh penyebab stunting. Di antaranya adalah pemenuhan sanitasi, penyediaan rumah Layak huni dan penyediaan air bersih," ungkap Hasto.

Di bagian lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono beserta jajaran sangat menyambut baik dan siap kolaborasi untuk penurunan stunting dengan BKKBN.

Khususnya, penyediaan sanitasi dan air bersih dan juga pemanfaatan data keluarga beresiko stunting dari PK21 dalam penentuan lokus dan fokus yang menjadi sasaran prioritas. “Apabila anak-anak Indonesia tidak mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik,akan berisiko stunting, ini harus dihindari. Oleh karenanya Pemerintah gencar untuk melaksanakan program penyediaan air bersih dan sanitasi," kata Basuki.

Pencegahan stunting dengan penyediaan fasilitas air bersih dan sanitasi, lanjutnya, merupakan Program Prioritas Nasional yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya. Terpenuhinya sanitasi dan air bersih memiliki pengaruh besar terhadap angka penurunan stunting di Indonesia, terutama terkait asupan gizi yang diterima tubuh pada anak.

“Penanganan pencegahan stunting dalam bidang air minum dibagi menjadi dua program. Yakni Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan Padat Karya," tutur Menteri PUPR.

Program Pamsimas berkontribusi pada pencegahan stunting melalui intervensi sensitif atau pengaruh tidak langsung. Yakni dengan penyediaan sarana air minum dan sanitasi layak serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Intervensi sensitif ini memberikan pengaruh sebesar 70 persen terhadap pencegahan stunting.

Pamsimas dilaksanakan dengan menyediakan akses air minum aman melalui uji kualitas air, penyediaan sanitasi untuk stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), dan perubahan perilaku dengan mengadopsi gaya hidup bersih sehat seperti gerakan cuci tangan pakai sabun.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat