unescoworldheritagesites.com

Pembangunan Berdasarkan SDGs Desa, Memberi Arah Perencanaan Pembangunan Berbasis Kondisi Faktual Desa - News

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (kedua dari kiri).

 
: Pembangunan terfokus berdasarkan SDGs Desa, akan memberikan arah perencanaan pembangunan berbasis kondisi faktual di desa tersebut. Dengan demikian, pembangunan desa akan berkelanjutan dan sangat detail, serta tidak perlu konsep yang rumit.
 
Demikian dikemukakan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, dalam pertemuan  dengan perwakilan Kepala Desa se-Kabupaten Bogor di Bumi Sultan Centre, Jonggol, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/2/2022).
 
"Saya selalu berpegang pada model desa yang miliki ukuran yang jelas, serta harus selalu bertumpu pada akar budaya desa. Karena itu, SDGs Desa ditambahkan Lembaga Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif pada poin ke-18, yang dimaksudkan meski lembaga desa berkembang pesat tapi harus kokoh pegang akar budaya yang ada,” tutur Gus Halim, sapaan akrab Mendes PDTT. 
 
Dalam acara temu akrab yang diinisiasi angota Komisi V DPR  dari Fraksi Gerindra H Mulyadi itu, Gus Halim menguraikan paradigma SDGs Desa, turut mengubah sudut pandang pembangunan. Yang selama ini diputuskan secara Top Down, menjadi kerja antar desa yang bersifat Bottom Up. 
 
Perdesaan tidak lagi dibatasi zona administrastif, yang berimpitan atau berdekatan. Melainkan basis kerja sama sesuai potensi masing-masing desa. 
 
“ Inilah yang digulirkan di Kemendes PDTT, agar memiliki pijakan pasti yang mudah dipahami meski nantinya menteri bakal berganti. Makanya, SDGs Desa telah menjadi arah pembangunan desa yang mudah dipahami oleh masyarakat," kata Gus Halim. 
 
Selain tentang SDGs Desa, temu akrab tersebut, juga diisi dengan diskusi tanya jawab dari para Kades tentang Desa Cerdas, Desa Digital, serta potensi-potensi desa yang perlu dikembangkan dan kemajuan yang telah dicapai. Kesempatan itu digunakan para Kepala Desa, untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi.
 
Seperti Desa Jonggol yang belum miliki Kantor Desa dan minimnya infrastruktur jalan, meski letaknya berdekatan dengan Istana Bogor. Dengan antusias Gus Halim melayani semua keluhan para Kades. 
 
Gus Halim juga langsung memberikan solusi jitu dan berjanji menindaklanjut ke pihak terkait, jika di luar kewenangan Kemendes PDTT, seperti infrastruktur jalan. Dia juga mengapresiasi desa yang telah menerapkan teknologi, karena berkaitan dengan ide Desa Cerdas, yang sedang digarap oleh Kemendes PDTT. 
 
Dia mencontohkan WiFi Koin yang dilakukan oleh salah satu desa di Sukabumi. Masyarakat desa yang ingin akses internet memasukkan koin ke mesinnya untuk menentukan durasi penggunaan internet.
 
"Luar biasanya ini dibuat oleh warga desa dengan hanya melihat dari YouTube," kata Gus Halim.
 
Gus Halim pun memotivasi para Kades, untuk selalu yakin dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki warga desa. Makanya, selama setahun terakhir, dia selalu menggaungkan "Percaya Desa, Desa Bisa". 
 
Dia berpesan, Musyawarah Desa (Musdes) menjadi forum tertinggi di level desa, olehnya keputusan yang dihasilkan itu miliki legalitas tertinggi. "Peserta yang hadir di Musdes kemudian itulah yang diatur, kemudian Musdes dibuat terbuka untuk umum, Warga desa lain bisa hadir sebagai peserta peninjau untuk melihat langsung proses Musdes itu. Ini yang coba kami perkuat agar Musdes bisa miliki legitimasi yang kuat," tutur Gus Halim.
 
Mendes PDTT juga berkesempatan meninjau Pesantren Bumi Sultan, yang dikelola Mulyadi dan melihat produk UMKM berasal dari Desa Gunung Putri. Hadir dalam pertemuan itu Penasehat DWP Kemendes Nyai Lilik Umi Nashriyah, Sekjen Kemendes Taufik Madjid, serta Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Sugito. Hadir juga anggota DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra Prasetyawati dan Anggota DPRD Kabupaten Bogor Beben Suhendar.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat