unescoworldheritagesites.com

Kabupaten/Kota Di NTT, Butuh Daya Ungkit Ekstra Untuk Turunkan Stunting  - News

Menko PMK Muhadjir Effendy.

 
:  Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, beberapa kabupaten kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih memiliki angka stunting di atas 30 persen, bahkan 40 persen. 
 
Salah satunya di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 memperlihatkan angka prevalensi stunting di TTS paling tinggi di NTT, yakni mencapai 48,3 persen.
 
“Kabupaten dan Kota ini membutuhkan daya ungkit yang lebih ekstra dalam penanganan stunting. Sebab, prevalensi angkanya masih tinggi,” ungkapnya, saat mendampingi  kunjungan kerja Presiden, dalam rangka percepatan penurunan stunting di Desa Kesetnana,  Timor Tengah Selatan, NTT, Kamis (24/3/2022). 
 
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor lambatnya penanganan stunting di Indonesia. Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kedisiplinan protokol kesehatan, sehingga pandemi dapat segera berakhir.
 
 
"Jadi memang Covid ini punya andil yang sangat besar terhadap lambatnya kita menangani stunting. Bahkan, di kabupaten kota termasuk di NTT ini mengalami kenaikan drastis," sebut Menko PMK
 
Dia menyatakan, selama pandemi Covid-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir ini, pemerintah masih bisa menurunkan angka stunting nasional yakni sekitar 1,7 persen per tahun. Sehingga, untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024 nanti membutuhkan penurunan sekitar 3-3,5 persen per tahun. 
 
"Jadi kalau kita harus mencapai 14 persen tahun 2024, itu kira-kira butuh 3-3,5 persen per tahun. Berarti kita hanya menambah sekitar 1,3 persen saja," jelas dia. 
 
Menko PMK mengemukakan, target penurunan stunting yang telah ditetapkan dapat tercapai melalui kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari kementerian maupun pemerintah daerah.  “Hanya memang kalau seandainya tidak bisa secara parsial, tetapi secara agregat nasional saya kira akan tercapai,” ujarnya. 
 
Secara agregat nasional, lanjutnya, kemungkinan besar target penurunan stunting bisa tercapai. Karena, saat ini sudah ada kabupaten kota yang angka stuntingnya sudah satu digit. 
 
 
“Jadi ada beberapa kabupaten kota di bawah 10 persen. Sehingga, nanti secara rata-rata kalau 14 persen itu, In Sya Allah asal kita kerja keras bisa," jelasnya. 
 
Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan Gubernur, Wali Kota, dan para Bupati agar target penurunan stunting 14 persen pada 2024 harus tercapai.
 
Dia juga menitipkan kepala seluruh kepala daerah di Provinsi NTT, bahwa sumberdaya manusia (SDM) itu sangat menentukan maju tidaknya sebuah negara. Karenanya,  hal-hal yang berkaitan dengan stunting, gizi, pendampingan calon-calon pengantin (catin) harus diperhatikan. Agar para catin tahu apa yang harus dilakukan sebelum menikah. 
 
“Saya minta semua gubernur dan walikota di seluruh tanah air juga akan saya sampaikan hal yang sama, jangan sampai target 14 persen itu luput,” ujar Presiden dengan tegas. 
 
Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, pemerintah telah membuat strategi agar target penurunan stunting dapat tercapai. 
 
Pemerintah, imbuhnya, juga telah menyusun 12 provinsi mana saja yang menjadi prioritas, dan provinsi mana saja yang harus menjalankan program-program tertentu. 
 
"Secara nasional kita harus menskenariokan ke sana. Kalau saya sih harus optimistis ke sana. Mohon dukungannya, mudah-mudahan 14 persen in sya Allah terwujud," ujarnya.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat