unescoworldheritagesites.com

SDG Bond, Upaya Tangguh Untuk Menjadi Terdepan Dalam Solusi Keuangan Agenda SDGs Indonesia   - News

Webinar, seiring penerbitan SDG Bond di pasar global.

: Indonesia bersiap untuk menerbitkan obligasi tematik. Yaitu SDGs Bond kedua, tahun 2022. Penerbitan ini dilandaskan kesuksesan Indonesia tahun lalu sebagai negara pertama di kawasan Asia Tenggara dan ketiga di dunia untuk menerbitkan SDG Bond di pasar global. 

Sebuah Webinar digelar, pada saat yang tepat ketika Indonesia bakal terbitkan SDGs Bond tersebut, pada Kamis (16/6/2022). 

Seperti diketahui, guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang mencakup Agenda 2030, membutuhkan investasi keuangan yang sangat besar. Tidak terkecuali dalam inovasi serta strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Baca Juga: Bayar 'Pake' Mentimun, Pertemuan Menyegarkan Menunggu Anda, Apapun Koktail Yang Anda Pilih.   

Sebagai upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam memajukan mekanisme keuangan inovatif. Untuk meningkatkan pembiayaan SDGs di Indonesia, United Nations Development Programme (UNDP) di bawah Program Bersama PBB Accelerating SDGs Investments in Indonesia (ASSIST), menggelar webinar. 

Webinar bertajuk Leveraging Capital for Inclusive Growth & Sustainable Recovery through SDG Bonds. Webinar menjadi platform bagi para pakar keuangan dan pembuat kebijakan dari kawasan Asia Pasifik. Untuk berbagi praktik terbaik dalam memaksimalisasi dampak dari obligasi tematik.

Tahun 2021, SDG Bond Indonesia berhasil mengumpulkan EUR500 juta dan telah membiayai proyek-proyek strategis. Yang berhasil meningkatkan kualitas hidup banyak orang Indonesia, pada sektor-sektor terkait dengan kesehatan, pendidikan, serta akses telekomunikasi.

Baca Juga: EWG Ketiga G20 Swiss, Sepakati Metode Deklarasi Menteri Perburuhan

Resident Coordinator PBB di Indonesia Valerie Julliand mengatakan, pemanfaatan sumber pembiayaan inovatif adalah kunci, untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan. Yang menghambat negara-negara berkembang untuk mencapai SDGs, yang diperkirakan sekitar USD 3,7 triliun per tahun.

“Memanfaatkan instrumen pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan adalah salah satu jawaban atas tantangan pembiayaan yang besar,” terang  Julliand. 

Keinginan pasar, lanjutnya, untuk instrumen keuangan berkelanjutan seperti obligasi sudah mapan, dengan pasar obligasi hijau, sosial, dan keberlanjutan melampaui USD 1 triliun pada tahun 2021.

Sementara, Resident Representative UNDP Indonesia Norimasa Shimomura minta, seluruh pemangku kepentingan, untuk memanfaatkan momentum SDG Bond Indonesia 2021.

Baca Juga: 33 Tahun Berjuang, BKKBN Kembali Raih Penghargaan Tertinggi Bidang Kependudukan 

“Kisah sukses kita tidak boleh berhenti di sini. UNDP akan melanjutkannya dengan fokus pada peningkatan dampak dari SDG Bond. Dengan melihat lebih dekat peran instrumental yang dapat dimainkan oleh SDG Bond, dalam menarik investasi baru guna mempromosikan agenda keberlanjutan,” terang Shimomura dalam sambutan pembukaannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat