unescoworldheritagesites.com

Penderita Stunting di Indonesia Tinggi, Dokter Yohanes: Pemerintah Harus Prioritaskan Penanggulangannya - News

dr Yohanes  (istimewa )

 

: Masih tingginya kasus Stunting di Indonesia merupakan ancaman keberhasilan meraih visi Indonesia emas 2045.

Meskipun secara demografis Indonesia diuntungkan dengan Bonus Demografi, namun sebaliknya jika mutu sumberdaya manusia tidak dipersiapkan dengan baik potensi bonus demografi justru bisa menjadi bumerang.

Demikian diungkapkan dokter senior RS Griya Mahardika DIY Yohanes Indahyanto, dalam siaran pers yang diterima SK.id, Jumat (14/10/2022).

Baca Juga: Program Sosialisasi Stunting Dijadikan Ajang Kampanye Terselubung Anggota Dewan?

Dokter yang juga Dirut RS Griya Mahardika Bantul ini mengatakan salah satu faktor penghambat adalah Stunting yakni terhambatnya pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.

Penderita stunting di Indonesia saat ini masih cukup tinggi lebih dari 22 % sehingga pemerintah memprioritaskan program penanggulangan stunting.

Yohanes mengingatkan Stunting tidak hanya persoalan kesehatan fisik tapi juga kecerdasan otak. "Bagaimana Indonesia mampu bersaing dalam persaingan yang semakin berat di kancah internasional, jika kualitas manusianya rendah..? Karenanya Visi Indonesia Emas 2045 harus didukung manusia yang cerdas dan sehat," tegas Yohanes.

Baca Juga: Wenny Minta Dukungan di Pileg 2024, Apresiasi Penurunan Stunting di Kota Bekasi Capai 13,8 Persen

Program penanggulangan Stunting tidak mungkin hanya oleh pemerintah saja, perlu dukungan semua pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat.

Melihat tingginya Stunting pihaknya terpanggil untuk ikut mengatasi dengan membuat bahan makanan tambahan atau sereal Stunting.

Menjawab pertanyaan kandungan apa saja yang ada dalam sereal Stunting, Dokter Yohanes menjelaskan, kandungan sereal Stunting yang diproduksinya merupakan campuran dari Butternut pumkin (Curcubita moschata), Pisang Kepok Putih (musa acuminata balbisiana colla), Kacang Kenari atau Walnut (juglans cinerea), Beras merah (Oryza rufipogon) dan daun kelor (Moringa Oliefera).

Berdasarkan penelitiannya yang cukup lama semua bahan nabati tersebut kaya akan vitamin, protein,kalori dan mineral.

Mengingat Butternut pumkin merupakan tanaman dari luar negeri, jika bahan tidak tersedia dapat diganti dengan Labu Kuning.

Namun pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan para petani di Dieng,Wonosobo,Kopeng , Temanggung dan Tawangmangu untuk menanam Butternut yang hanya bisa tumbuh di udara dingin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat