unescoworldheritagesites.com

Prestasi Tiga Hattrick Airlangga, DPD Golkar Jakut Tolak Munaslub - News

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airkangga Hartarto ( kanan) dan Ketua DPD II Jakarta Utara, Olsu Babay

JAKARTA: Ketua DPD II Partai Golkar Jakarta Utara, Olsu Babay, SKom memberi apresiasi khusus terhadap keberhasilan Airlangga Hartarto sejak menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Ia mengungkap tiga hattrick Airlangga, salah satunya adalah kemenangan di Pilpres . Menurut Olsu, kemenangan Golkar di ajang pilpres baru saja sekaligus juga memecahkan mitos bahwa Beringin selalu dirudung ‘kesialan’ ketika mengusung calon di Pilpres.

Soalnya pada tiga pilpres sebelumya, Golkar dan koaliasi selalu mengalami kekalahan.

“Kedua, hasil perolehan kursi pada pemilu legislatif 2019 di masa kepemimpinan Ketum Airlangga Hartarto, Golkar naik ke peringkat kedua. Kursi terbanyak tetap PDIP, berikut Partai Golkar dan ketiga adalah Gerindra. Sehingga Partai Golkar memastikan tiket untuk menempati kursi Ketua MPR RI ,” ucap Olsu.

“Ketiga, yang tak kalah menarik juga, bahwa di masa kepemipinan Ketum Airlangga, berhasil memecahkan mitos soal ‘kesialan’ bahwa pimpinan DPR RI dari Golkar yang selalu gagal maju kembali di DPR RI. Ya, kita bisa lihat kesuksesan Bambang Susatyo, yang kembali berhasil merebut kursi di Senayan pada Pemilu serentak 2019 barusan,” tuturnya lagi.

Tiga prestasi besar di bawah sentuhan tangan dingin Airlangga Hartarto tersebut, kata Olsu, pantas diberi apresiasi oleh seluruh pimpinan dan anggota Golkar dari pusat sampai daerah. Dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan badai politik, lanjut dia, sang nahkoda bisa bermain dengan elok di kanca politik nasional yang begitu ketat dan kencang.

“Dalam artian, baru menjabat setahun lebih sudah begini hasilnya, bagaimana kalau dikasih kesempatan menyusun rencana lima tahun, saya berkeyakinan Ketum Airlangga dapat melampaui posisi Golkar saat ini. Insya Allah, menuju puncak kemenangan pada Pileg dan Pilpres 2024,” ucapnya mantap.

Oleh sebab itu, ketika ditanya pendapatnya terkait adanya aspirasi untuk melaksanakan Munaslub, Olsu menilai bahwa namanya pendapat memang wajar. Namun ia mengajak semua pihak agar dapat bersabar hingga usai pelantikan Ir H Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.

“Insya Allah, nanti setelah pelantikan Presiden-Wapres, anggota DPR RI, DPD RI hingga MPR RI. Saya pikir ini pilihan yang paling bijak. Karena untuk saat ini, sejatinya kita masih merayakan kemenangan Golkar khususnya di ajang Pilpres serta sukses menyabet runner up kursi terbanyak di DPR RI,” kata Olsu.

“Maka, demi kebesaran Partai Golkar, baiknya kita sepakat untuk menghapus kata ‘Munaslub’. Bersabar saja sebentar, sebentar saja kok, kita rehat sebentar usai pelantikan Presiden dan DPR RI, pemilihan pimpinan legislatif dan menteri menteri, baru kita gelar Musyawarah Nasional (Munas) sesuai dengan agenda yang telah ditetapakan DPP Partai Golkar,” kata politisi muda ini.

Olsu juga mengusulkan, bahwa demi soliditas Golkar maka kepengurusan yang baru jangan hanya 5 tahun, tapi dapat dibuat 6 tahun. Aturan ini perlu dipikirkan untuk diubah dalam Munas berikut. Jadi jika munasnya akhir 2019 maka periodesasi 2019 – 2025 nantinya akhir 2025 baru agenda munas lagi. Jika munas nanti 2020 maka periodesasi menjadi 2020 – 2026.

“Saya pesan kepada DPP agar ini harus dipikirkan matang-matang. Demi mempersempit ruang gerak “makar” politik. Artinya tidak setiap selesai Pileg dan Pilpres, lalu sedikit-sedikit minta munas," katanya.

Ia menegaskan, "Menurut saya, ini bukan demi Ketum Airlangga, tetapi untuk siapapun yang akan menjabat Ketua Umum demi kebesaran dan soliditas partai ke depan. Jujur saya sampaikan, kalau kita tidak banyak istigfar atas kesalahan masa lalu, maka akan menjadi kerikil berat nanti buat partai ke depan,” kata Olsu lagi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat