unescoworldheritagesites.com

Ekspedisi Ramadan IZI Tembus Penerima Manfaat Tersebar Di Daerah 3 T - News

Dirut IZI, Wildhan Dewayana Rosyada didampingi  Nana Sudiana selaku Direktur Pendayagunan IZI melaporkan progress dan penyaluran Program Paket Ramadan dalam Ekspedisi Ramadan IZI, Paket Ramadan dalam Ekspedisi Ramadan 1440 H di sejumlah wilayah se-Indonesia kepada pers

JAKARTA: Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) telah merampungkan penyaluran paket Ramadan melalui Ekspedisi Ramadan IZI 1440 H sebanyak 8.832 paket. Paket yang berisi sembako dan alat sholat tersebut disalurkan ke wilayah terluar, terdalam, terpelosok dan tertinggal, diantaranya Singkawang Timur, Kalbar yang berbatasan dengan Malaysia dan Kabupaten Rote Ndao di NTT serta perbatasan Timor Leste.

IZI juga mengadakan iftar dan menyediakan takjil. Ada sebanyak 8.638 total keseluruhan takjil dan iftar ditebar selama bulan Ramadan di sejumlah wilayah di Indonesia.

Direktur Utama IZI, Wildhan Dewayana Rosyada mengatakan Ekspedisi Ramadan IZI 1440 H dilaunching jauh sebelum Ramadan tiba. Inisiatif Zakat Indonesia sebelum datangnya bulan Ramadan sudah mengenalkan serangkaian kegiatan Ramadan, dalam Program Booking Berkah Ramadan. Sehingga para muzaki sudah diberikan kesempatan lebih awal memberikan Zakat, Infaq, dan Sodaqoh (ZIS) kepada para mustahik dalam data base IZI.

"Program Booking Berkah Ramadan diibaratkan sebagai tiket awal para muzaki untuk catatan amal kelak di akhirat kelak," ujar Wildhan Dewayana Rosyada bersama Nana Sudiana selaku Direktur Pendayagunan IZI di kantor IZI, Condet, Jakarta Timur, Jumat (31/5/2019).

Wildhan Dewayana menceritakan kesan-kesannya dalam menyalurkan Paket Ramadan dalam Ekspedisi Ramadan IZI, 1440 H ini.

"Karena lokasi terpencil dan membutuhkan 4 jam perjalanan karena medan jalan yang berat dan rusak, maka perjalanan ke desa di Singkawang Timur dari Pontianak butuh waktu cukup lama. Alhamdulillah lancar dan perjalanan sampai tujuan dengan selamat," ungkap Wildhan.

Wildhan menututurkan jika masyarakat yang tinggal di kampung yang terletak di tengah hutan dari kepungan kebun karet, keadaannya cukup memprihatinkan karena letaknya sangat jauh dari kampung lainnya.

"Akses mereka juga sangat terbatas ditambah lagi keterpurukan ekonomi akibat harga karet yang anjlok dan tak cukup untuk membeli kebutuhan bahan pangan. Mereka hanya mengandalkan penghasilan dari hasil sadapan karet hutan setelah harga karet anjlok," tutur Wildhan.

Harga satu kilo karet, kata dia tak cukup untuk membeli satu kilo beras. Sementara untuk mengumpulkan karet, tidak langsung satu pohon, tapi terdiri dari beberapa pohon.

Sementara itu, Direktur Pendayagunaan IZI, Nana Sudiana menegaskan kegiatan Ekspedisi Ramadan yang menebar Paket Ramadan ini bukan menjadi titik akhir program IZI. Bahkan ke depan ada sejumlah rencana mulia yang akan dihadirkan untuk pemberdayaan dan pendampingan ekonomi masyarakat di sejumlah daerah 3 T.

"Daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia (3T) masih memerlukan program lanjutan dari aspek pendidikan, kesehatan, pengiriman dai untuk membimbing mereka ke depannya sebagai bagian dakwah Islam yang Rahmatan Lil-Alamin dan juga merencanakan dari sisi pemberdayaan ekonomi lokal, seperti di Kabupaten Rote Ndao, NTT yang menjadi salah satu titik Ekspedisi Ramadan IZI," ujar Nana.

Rote Ndao, kata Nana, menyimpan potensi kekayaan alam yang seharusnya bisa memberikan dampak positif secara ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Namun sayangnya hampir rata-rata penduduknya masih dalam taraf sebagai mustahik yang harus segera dibantu.

"Wilayah beranda terselatan Indonesia ini, yang minoritas muslim harus kita angkat tingkat kesejahteraan dengan membantu pendampingannya misal, budi daya rumput laut, pengolahan hasil laut, tenun ikat khas NTT, dan pengembangan pariwisata pantai, insya Allah menjadi program lanjutan IZI,"jelas alumni UGM Yogyakarta ini.

Terlebih lagi trend mualaf yang menempati pulau ini cenderung semakin naik. Ini menandakan kesadaran untuk berhijrah ke agama yang mengutamakan akhlaq mulia ini semakin tinggi. Sedangkan untuk program pendidikan, lanjut Nana, program IZI ini juga sudah berjalan di sejumlah daerah. Seperti di Jeneponto, Papua Barat, Nunukan-Sebatik, juga Singkawang yang merupakan perbatasan yang terpencil.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat