unescoworldheritagesites.com

Jakarta Masih 'Juara' Kualitas Udara Buruk Dunia - News

Ilustrasi kualitas udara Jakarta. (Antara)

JAKARTA: Jakarta masih menyandang predikat sebagai kota dengan kualitas udara buruk nomor satu di dunia dalam angka indeks kualitas udara (air quality index/AQI) mencapai 188, seperti terpantau di laman resmi AirVisual pada Senin pagi (29/7/2019) sekitar pukul 06.00 WIB.

Peringkat tersebut disusul Tashkent, Uzbekistan, dengan angka AQI sebesar 173.

Adapun konsentrasi PM2.5 di Jakarta mencapai 128 mikrogram per meter kubik, padahal menurut Badan Kesehatan Duni (WHO), angka standarnya hanya 25 mikrogram per meter kubik dalam jangka waktu 24 jam.

Rawamangun, Jakarta Timur, menjadi wilayah berkuliatas udara terburuk dengan AQI sebesar 200. Lalu di bawahnya ada Pegadungan, Jakarta Barat, dengan AQI 188 dan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, dengan AQI 183.

Dengan angka AQI itu untuk rata-rata wilayah, kualitas udara Jakarta terkategori tidak sehat dan bisa meningkatkan gangguan pada jantung dan paru-paru.

Kelompok sensitif mempunyai risiko tinggi terganggu kesehatannya akibat kualitas udara buruk saat ini.

Untuk itu, seperti dilaporkan Antara, kelompok sensitif direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Sementara masyarakat yang berkegiatan di luar rumah dianjurkan untuk mengenakan masker polusi.

Masih dalam laman yang sama, diperkirakan angka indeks kualitas udara Jakarta akan menurun mulai siang nanti.

          CFD

Sehari sebelumnya,  jika merujuk pada US Air Quality Index (AQI), udara yang dihirup oleh masyarakat Ibu Kota juga sudah berada pada level tidak sehat.

Data yang dikeluarkan oleh AirVisual pada hari Minggu  (28/7/2019) sekitar pukul 08.00 WIB menunjukkan kualitas udara di Ibu Kota berada pada angka 189 dan masuk dalam kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 128,5 ug/m3.

Artinya, saat masyarakat Jakarta tengah asyik melakukan rutinitas car free day (CFD), tanpa sadar mereka menghirup udara yang kotor yang tidak sehat. Bahkan, kondisi tersebut lebih parah pada pukul 06.04 WIB dengan mencapai angka 195.

Terdapat beragam persoalan yang mengakibatkan kualitas udara di Ibu Kota terus memburuk. Hal itu di antaranya terkait dengan jumlah kendaraan pribadi maupun umum, industri, debu jalanan, rumah tangga, pembakaran sampah sembarangan, pembangunan konstruksi bangunan, dan aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok.

Selain beberapa contoh itu, masih banyak faktor lain yang turut memperburuk kualitas udara di Jakarta. Namun, walaupun kualitas udara berada pada level tidak sehat, sejumlah masyarakat di Ibu Kota sepertinya tidak begitu peduli.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat