DEPOK: Pendidikan vokasi di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan Poltek lainnya di Tanah Air diharapkan lebih inovatif agar para lulusannya cepat terserap di dunia kerja. Begitu pula penelitian oleh para peneliti di Poltek agar lebih aplikatif dan berorientasi pada hak atas kekayaan inteltual (HKI).
Pandangan tersebut mengemuka dalam Annual South East Asian International Seminar (Asais) 2019 yang diselenggarakan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), di Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (7/11/2019).
Tatang Muttaqin selaku Direktur Aparatur Negara pada Bappenas mengatakan, Asais 2019 sangat tepat waktu karena lima tahun ke depan prioritas pembangunan nasional bertumpu pada pembangunan manusia.
"Kegiatan ini menjadi inovasi bagi PNJ dan Poltek lainnya bagaimana melakukan pendidikan vokasi yang lebih baik dengan menawarkan inovasi-inovasi sehingga lulusan Poltek bisa cepat terserap di lapangan pekerjaan," tuturnya.
Para peneliti di dunia pendidikan vokasi, tuturnya, agar fokus pada penelitian yang praktis dan teknologi tepat guna sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama di sektor pertanian dan perikanan.
“Hasil penelitian praktis dan tepat guna di dua sektor itu diharapkan berupa produk yang bisa diproduksi oleh dunia industri sehingga bisa dimanfaatkan warga di pedesaan dan nelayan di pesisir,” tuturnya,
Hal senada dikemukakan Ketua Pelaksana Asais 20019 Dr. Dra. Iis Mariam M.Si. “Yang terpenting hasil penelitiannya lebih aplikatif dan berorientasi pada HKI,” ucapnya.
Sebanyak 100 peneliti dari berbagai bidang keilmuan mengikuti Asais 2019 yang diselenggarakan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Di seminar, mereka mendiskusikan hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Dalam kegiatan, yang telah dilangsungkan delapan kali ini, PNJ mendorong agar peserta menaruh perhatian pada penguatan sumber daya manusia (SDM) memasuki era revolusi industri 4.0 sesuai tema: Strengthening Human Resources and Inovation System on Vocational Education in Suporting 4.0 Industrial Revolution.***