unescoworldheritagesites.com

BPSDMI Kemenperin Dorong Unit Pendidikan Produksi Hand Sanitizer - News

Politeknik AKA Bogor menyerahkan sejumlah hand sanitizer kepada masyarakat sekitar, termasuk untuk lingkungan rumah ibadah.

JAKARTA: Sejumlah unit pendidikan di bawah binaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian terus aktif memroduksi cairan pembersih tangan (hand sanitizer). Inisiatif ini untuk turut membantu upaya pemerintah dalam menangani dan mencegah pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia.

“Seluruh dunia kini sedang didera nestapa wabah korona, tak terkecuali Indonesia. Maka tak heran banyak orang berbondong-bondong membeli masker dan hand sanitizer agar tubuh tetap terjaga dari serangan virus,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto di Jakarta, Minggu (22/3/2020).

Menurut Eko, dengan tingginya permintaan produk tersebut, membuat sebagian daerah mengalami kelangkaan di pasaran, sehingga masyarakat yang benar-benar membutuhkan, sulit untuk membelinya, bahkan harganya meroket drastis.

Oleh karena itu, BPSDMI terus memacu unit pendidikan di lingkungan Kemenperin untuk lebih banyak membuat hand sanitizer secara mandiri. Pembuatan hand sanitizer ini telah disesuaikan dengan standar yang ditetapkan oleh WHO serta prosedur kesehatan dan keselamatan hingga melalui riset yang baik

“Produk hand sanitizer ini kami distribusikan untuk kebutuhan karyawan serta mahasiswa atau siswa di lingkungan unit pendidikan masing-masing, hingga juga diserahkan ke masyarakat sekitar,” tutur Eko.

Unit pendidikan Kemenperin yang sudah memroduksi hand sanitizer secara mandiri, antara lain adalah SMAK Padang, SMAK Bogor, SMTI Padang,  SMTI Makassar, SMTI Aceh, Politeknik AKA Bogor,   Poltek ATI Padang, Poltek STTT Bandung,  Poltek ATK Yogyakarta, Poltek PTKI Medan, Akademi Komunitas Bantaeng,  AKOM Solo dan Balai Diklat Industri Makassar.

Dalam sehari rata rata mereka mampu memroduksi 100 liter sampai  500 liter yang dikemas di dalam botol dengan berbagai ukuran sesuai kebutuhan. "Hingga saat ini, secara kumulatif, total produksi hand sanitizer sudah mencapai 1,6 ribu liter," ujarnya.

Eko mengemukakan, di tengah krisis cairan pembersih tangan tersebut, inisiati dan kepedulian satuan kerja BPSDMI tersebut mendapat apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat hingga pejabat daerah. Di antaranya dari Walikota Padang, Wakil Gubernur Sumatera Barat, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

“Penggunaan hand sanitizer ini mampu membunuh mikroorganisme yang menempel di tangan, dan dianjurkan untuk selalu dibawa kemanapun pergi untuk mengantisipasi kalau tidak terjangkau sabun dan air mengalir,” paparnya.

Mengingat Covid-19 saat ini sudah menjadi pandemi global, langkah itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus dengan menjaga kesehatan dan kebersihan diri. ***

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat