: Google doodle hari ini merayakan deklarasi papeda sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh UNESCO pada tanggal 20 Oktober 2015.
Papeda adalah makanan khas yang berasal dari masyarakat Papua, Maluku, dan sebagian daerah di Sulawesi.
Dalam bahasa Inanwatan atau bahasa Papua, papeda dikenal dengan sebutan "dao".
Baca Juga: Hasil ZIS 7 Kelurahan di Kecamatan Kramat Jati Lampaui Target, Total Rp 567 Juta
Bahan dasarnya adalah sagu, dan teksturnya menyerupai lem atau gel yang berwarna putih bening.
Rasanya yang tawar membuat papeda sering disajikan bersama dengan ikan tongkol, terutama jika ikan tongkol disajikan dengan bumbu kunyit atau kuah kuning.
Papeda juga sering disantap dengan sayur ganemo, yang terbuat dari daun melinjo muda.
Sejarah papeda berkaitan erat dengan masyarakat adat Sentanu dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.
Makanan kenyal ini sering dihidangkan dalam acara-acara penting di wilayah Papua, Maluku, dan sekitarnya.
Papeda bukan hanya makanan biasa bagi masyarakat adat Papua; papeda juga memiliki makna mitologis dalam budaya mereka.
Suku-suku di Papua mempercayai bahwa sagu, yang digunakan untuk membuat papeda, adalah penjelmaan manusia.
Oleh karena itu, saat panen sagu, masyarakat di Raja Ampat sering menggelar upacara khusus sebagai tanda syukur dan penghormatan atas hasil panen yang melimpah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh keluarga.
Baca Juga: Menantang Adrenalin Di Bogor Treetop Zipline Adventure, Destinasi Seru Untuk Pecinta Petualangan!