: Terbuka tabir perjalanan baru Mahkamah Konstitusi (MK) dengan kehadiran Suhartoyo sebagai Ketua MK yang menggantikan Anwar Usman yang resmi diberhentikan. Langkah ini bukan sekadar pergantian kursi, melainkan juga perubahan dalam dinamika kepengurusan MK.
Keputusan menunjuk Suhartoyo sebagai pucuk pimpinan MK lahir dari rapat permusyawaratan hakim (RPH) yang digelar dengan kerahasiaan tertutup. Sebuah langkah strategis yang menandai awal dari babak baru dalam peran MK di panggung hukum nasional.
Penting untuk dicatat bahwa rapat tersebut dipimpin oleh sosok yang tak kalah berpengaruh, yakni Wakil Ketua MK, Saldi Isra. RPH ini bukan hanya sebuah pertemuan rutin, melainkan juga sebuah forum penting yang menentukan arah kebijakan ke depan.
Baca Juga: Dirut PT SIER Bersyukur, LNG Plant Pertama di Jawa Dibangun di Kawasan Industri PIER
Keputusan ini sendiri merupakan hasil dari putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pada Selasa (7/11) lalu, yang secara tegas memberhentikan Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua MK. Alasan di balik langkah ini adalah terbukti adanya pelanggaran etik berat yang dilakukan oleh Anwar Usman.
Dalam jumpa pers di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Kamis (9/11/2023), Saldi Isra mengumumkan dengan yakin, "Yang disepakati dari hasil kami tadi adalah untuk menjadi Ketua MK ke depan adalah Bapak Suhartoyo."
Dengan demikian, Suhartoyo tidak hanya menggenggam tanggung jawab besar sebagai Ketua MK, tetapi juga membawa harapan baru dalam menjaga integritas dan keadilan di institusi tersebut.
Baca Juga: Dirut PT SIER Bersyukur, LNG Plant Pertama di Jawa Dibangun di Kawasan Industri PIER
Perjalanan MK terus berlanjut, dan kita dapat menantikan peran penting yang akan dimainkan oleh Suhartoyo dalam memimpin lembaga yang memiliki peran sentral dalam menegakkan supremasi hukum di Indonesia.
Adapun Profil Dan Biodata Suhartoyo
Suhartoyo, seorang hakim berpengalaman yang tengah menjelang ulang tahunnya pada tanggal 15 November 1959, memiliki jejak panjang dalam dunia hukum dan peradilan Indonesia.
Langkah awalnya sebagai calon hakim di Pengadilan Negeri (PN) Bandar Lampung pada tahun 1986 memberikan dorongan awal bagi karier cemerlangnya. Namanya kemudian melambung, dipromosikan dari satu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi.
Puncaknya terjadi pada tahun 2011, di mana Suhartoyo dipercaya sebagai Ketua PN Jaksel sebelum melangkah lebih jauh menjadi hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Denpasar pada tahun 2014. Kepemimpinannya yang dinamis dan kompeten menjadikan namanya diperhitungkan di panggung perhakiman.
Tidak butuh waktu lama bagi Suhartoyo untuk meniti tangga keberhasilan. MA (Mahkamah Agung) memandangnya sebagai sosok yang layak mengisi posisi hakim konstitusi, menggantikan Ahmad Fadlil Sumadi.