unescoworldheritagesites.com

Kongres Kemanusian Indonesia II Momentum Substantif Perumusan Tata Kelola Kemanusiaan Baru - News

Peluncuran buku Mengukir Senyum Dunia disela- sela Kongres Kemanusiaan Indinesia II di Jakarta, Rabu (14/12/2023). Presiden Human Initiative Tomy Indrajati   bersama  pejabat  Kemenlu  dan nara sumber  foto bersama saat peluncuran  buku, Kamis (14/12/2023).

 

:  Situasi Kondisi di Timur Tengah menjadi luka pedih bersama masyarakat global dari tergerusnya secara terus menerus dan berkepanjangan terhadap prinsip-prinsip dasar keadilan yang belum pernah  terjadi di sepanjang sejarah modern.

Skala seperti itu, membuat krisis kemanusian pada lingkup Asia Tenggara menghilang dari radar, salah satunya adalah krisis berkepanjangan pada kaum Rohingya dan dampak kudeta di Myanmar.

Di sisi lain, melemahnya perekonomian dunia pascapandemi Covid-19 semakin menyempitkan ruang pendanaan untuk respons oleh para pelaku kemanusiaan.

Baca Juga: Kolaborasi Kebaikan Antara Human Initiative dan Paragon Technology untuk Lingkungan, Humanitrip Tanam 2.130 Mangrove di Pantai Kiss Tangerang

Global Humanitarian Overview 2023 menyebutkan sebanyak 339 juta orang akan membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan, di mana 230 juta orang di antaranya memerlukan secara mendesak.

Sementara itu, risiko dan peristiwa bencana, kejadian cuaca ekstrem akibat perubahan iklim, serta kegagalan teknologi dan industri terus terjadi.

Ketika ini terjadi dan berimpitan dengan konteks konflik dan defisit serta kegagalan pembangunan, maka ini menjadi ujian baru bagi para penyintas kemanusiaan.

Baca Juga: Human Initiative Salurkan Bantuan Untuk 17.865 Warga Terdampak Gempa Cianjur

Kancah yang semakin kalut dengan kemelut seperti itu, membuat hubungan kerja antara pemerintah, para pelaku kemanusiaan, mitra, serta parapihak dan komunitas penyintas sendiri juga mengalami perubahan yang dramatik.

Pencarian format yang optimal terus dilakukan di semua tataran baik global, regional Asia dan ASEAN, di Indonesia dan lebih-lebih pada tataran lokal.

Menanggapi pelbagai persoalan kemanusiaan yang terus berkembang, Human Initiative memperingati milad ke-24 kembali menyelenggarakan Kongres Kemanusiaan Indonesia, yang berlokasi di Hotel Millennium Sirih Jakarta, Kamis (14/12/2024).

Baca Juga: Kolaborasi Church World Service- HI Upayakan Anak Refugee Nyaman Sekolah di Indonesia

Kongres Kemanusiaan Indonesia II (KKI II) yang diinisiasi bersama dengan Dewan Pakar, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Aliansi Pembangunan Kemanusiaan Indonesia, dan Humanitarian Forum Indonesia hadir sebagai forum ruang diskusi, eksplorasi pemikiran, serta ide dalam upaya menjawab tantangan kemanusiaan.

Secara umum, KKI II pada 2023 ini bertujuan utama untuk; (1) Mematangkan & menajamkan Kerangka Kerja Kemanusiaan Indonesia yang dihasilkan dari refleksi kolektif kemanusiaan multipihak.

(2) Meletakkan dasar dasar kemitraan berkesetaraan dalam gerakan kemanusiaan dan pembangunan untuk mempertahankan momentum pencapaian target SDGs.

Baca Juga: Human Initiative Bantu Warga Terdampak Banjir di Bengkulu

(3) merumuskan rekomendasi aksi yang inovatif terkait kisi-kisi skema pendanaan kemanusiaan dalam kerangka kerja kemanusiaan dalam bingkai ketangguhan berkelanjutan di berbagai tataran. 

“Kami bersyukur masih dipercaya untuk menjadi penyelenggara forum diskusi dan tukar gagasan ini. Melanjutkan agenda dari Kongres Kemanusiaan Indonesia yang pertama pada 2021 silam, sekaligus memperingati milad Human Initiative ke-24, kali ini kami berfokus pada pesan kesetaraan dalam kemitraan,” ujar Presiden Human Initiative Tomy Hendrajati.

Mengangkat tema “Kemitraan yang Berkesetaraan pada Tata Kelola Kemanusiaan Baru Berdasarkan SDGs”, forum ini dibahas dalam dua segmen besar yakni diskusi topik dalam tatanan nasional dan global.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemain Drama Korea Night Has Come yang Menjadi Viral di TikTok

Adapun topik yang diangkat dalam forum ini di antaranya yaitu, Prinsip Metode Agenda Kemanusiaan dan Kerangka Kerja Kemanusiaan Indonesia, Penguatan Platform Koordinasi & Kemitraan dalam Menguatkan Peran Aktor Kemanusiaan Lokal, Kerangka Kerja Kemanusiaan Indonesia untuk Kemanusiaan Dunia, Penguatan Platform Koordinasi dan Kemitraan dalam Mendukung Respons Kemanusiaan Global, dan Penguatan Sumber Daya Pendanaan Kemanusiaan Berkelanjutan dalam Menguatkan Respons Kemanusiaan. 

Keberagaman Indonesia bukan lagi hanya keberagaman budaya dan suku bangsa namun juga risiko bencana dan krisis yang kita hadapi sangat beragam. Oleh karena itu, membangun sistem respon kemanusiaan yang lebih mumpuni menjadi hal yang sangat penting.

"Dalam hal inilah kerangka kerja kemanusiaan Indonesia disusun untuk menjadi pedoman yang merepresentasikan identitas Indonesia, serta acuan bersama dalam menyelenggarakan upaya-upaya kemanusiaan, bebasis kemitraan yand setara antara pelaku kemanusiaan nonpemerintah, dengan pemerintah dan mitra mitra internasional dan terutama dengan para pelaku lokal dan komunitas berisiko atau terdampak” kata Dewan Pakar KKI II Puji Pujiono.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat