: Ayodya Pala kembali menggelar tes atau ujian kepada anak-anak yang berlatih tari tradisional Indonesia.
Dalam penyelenggaraan ujian kali ini ada yang berubah. Ayodya Pala bukan lagi sebagai sanggar tapi sudah menyatakan sebagai Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Latihan) Seni.
Bukan tanpa proses Ayodya Pala menjadi Pusdiklat Seni dari sebelumnya sanggar seni. Berdiri tanggal 24 April 1980, Ayodya Pala mengawali langkahnya dengan mengandalkan satu guru tari yakni Dra. Budi Agustinah, yang juga pendiri sanggar. Didampingi Baas Cihno Sueko, suaminya, Ayodya Pala melatih tari tradisional Indonesia.
Baca Juga: Indonesia Masters: Merentang Asa Di Dua Nomor Final
"Tanah Air kita kaya akan seni tradisional. Termasuk seni tari. Ada Bali, Jawa, Sumatera hingga Papua," kata Baas yang ditemui di sela kegiatan ujian di salah satu pusat perbelanjaan kawasan Margonda, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (11/6/2022).
Untuk melatih tari tradisional Indonesia, kata Baas, Ayodya Pala telah mempunyai pola pendidikan yang baku.
"Ayodya Pala tidak semata melatih anak- anak pandai menari tradisional Indonesia, tapi juga mendorong mereka juga bisa pelatih tari. Hal ini sesuai tujuan kami hendak melestarikan tari tradisional Nusantara," ucap Baas.
Baca Juga: Indonesia Dan Swiss Percepat Perjanjian Pertukaran Profesional Muda
Maka tak heran bila Ayodya Pala, kini, telah menyebar ke berbagai wilayah tidak hanya di Depok tapi juga Jakarta dalam wujud cabang.
Baas menyebut 38 cabang Ayodya Pala telah berdiri. Pelatih tari di cabang-cabang itu hasil pendidikan dan latihan yang diselenggarakan Ayodya Pala.
Baca Juga: Tinggal Namanya Saja Parah Murah, Harga Cabai Rawit Lebih Pedas Dari Rasanya
Maka tak heran bila di usianya yang ke 42 tahun, Ayodya Pala bukan lagi semata sanggar tapi menjelma menjadi pusdiklat seni tari yang melestarikan budaya Nusantara.***