unescoworldheritagesites.com

Sebelum Dikirab di Malam 1 Suro, 5 Kerbau Bule Dikarantina Usai Terpapar PMK - News

Kerbau bule pusaka Keraton Surakarta saat dipindahkan ke lokasi karantina usai terpapar PMK (Endang Kusumastuti)

 

: Pihak Keraton Surakarta memindahkan 5 ekor kerbau bule (kebo bule)  keturunan Kyai Slamet dari kandangnya di kawasan alun-alun selatan ke Magangan komplek keraton, untuk dikarantina, Selasa (26/7/2022).Pemindahan kerbau-kerbau itu butuh waktu lebih dari 3 jam.

Kelima kerbau bule atau albino pusaka Keraton Surakarta itu sebelumnya terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Mereka bakal diikutsertakan dalam kirab malam 1 Suro Keraton Surakarta tanggal 29 Juli mendatang.

"Pemindahan kebo bule dilakukan setelah kami berkoordinasi dengan dinas terkait," jelas Pengageng Parentah Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo.

Baca Juga: Lirik Lagu Apuse Dan Terjemahannya

Menurut Gusti Dipo, pemindahan kebo bule itu dilakukan untuk menjaga agar mereka tidak tertular kembali PMK sehingga bisa mengikuti kirab malam 1 Suro mendatang. Karantina dilakukan setelah sebelumnya 2 ekor kerbau mati karena PMK.

"Dipilih Magangan untuk karantina karena tempat itu biasanya juga digunakan untuk persiapan upacara adat," jelasnya lagi.

Pemindahan kelima kerbau itu mengalami kesulitan, pasalnya mereka tidak mau berjalan menuju Magangan. Bahkan saat akan dinaikan diatas mobil pickup, mereka tetap tidak mau.

Baca Juga: Gesekan Suporter Persis Solo dengan Warga Jogja, Gibran Minta Maaf

Srati (pawang) kerbau terus membujuknya dengan memberikan makanan.Setelah dibujuk dengan makanan dan dipaksa, kelima kerbau itu berjalan menuju Magangan. 

Tapi di tengah jalan, salah satu kerbau yang juga kerbau tertua bernama Kyai Somali yang berusia 10 tahun kembali mogok tidak mau berjalan, hingga akhirnya sejumlah orang memaksa kerbau itu berjalan kembali dan masuk ke Magangan.

Baca Juga: Hasil Survei LSI: Reputasi KPK Menurun, Klaim KPK: Sudah Tangkap 1.400 Koruptor

Putri Raja Keraton Surakarta Gusti Raden Ayu Putri Purnaningrum, pada kesempatan yang sama mengatakan karantina dilakukan untuk menghidari interaksi langsung dengan pengunjung.

"Ini masa pemulihan jadi kita isolasi di dalam keraton.Selama di dalam keraton, tetap akan mendapatkan pemantauan dan pengobatan dari tim dokter baik dari dalam keraton maupun dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Solo," papar putri PB XIII itu. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat