: Wahid Foundation bersama eLSA (Lembaga Studi Sosial dan Agama) mengajak siswa sekolah untuk menerapkan budaya damai dan toleransi lewat program Sekolah Damai. Saat ini sudah ada 60 sekolah di Jawa Tengah dan DKI Jakarta yang masuk dalam program tersebut.
"Mungkin akan kita tingkatkan jadi 70 sekolah. Kami berterima kasih pada pemerintah provinsi yang memberikan dukungan penuh terhadap program Sekolah Damai," jelas Direktur Wahid Faoundation, Yenny Wahid saat peluncuran Sekolah Damai di SMAN 4 Solo, Jawa Tengah, Senin (24/10/2022).
Pihaknya berharap program tersebut terus berlangsung, bahkan jika memungkinakan akan disertifikasi sebagai peraturan bersama atau regulasi tingkat sekolah. Dirinya juga berencana untuk melakukan audiensi dengan Menteri Pendidikan.
Baca Juga: Dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, Yenny Wahid Sebut Posisinya Hanya Pembantu
"Agar semua sekolah jadi sekolah yang ramah Kebhinekaan. Semua sekolah bisa menjadi tempat di mana anak-anak itu tidak dibebani dengan sekat yang memisahkan mereka," jelasnya lagi.
Anak-anak menjadi bebas menjadi dirinya. Untuk persoalan keyakinan dan lain sebagainya harus tetap dikuatkan tanpa harus mendiskriminasi hak orang lain dalam melaksanakan ajaran agamanya.
"Program nyata pelatihan lalu ada forum-forum. Pelatihan untuk guru agama, untuk siswa-siswa lalu kemudian ada field trip," katanya.
Baca Juga: Rafli-Dania Lolos ke Babak 64 Besar Kejuaraan Dunia Junior 2022
Dalam acara peluncuran Sekolah Damai di SMAN 4 Solo itu juga dihadiri Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Steve Scott dan Wali Kota Solo , Gibran Rakabuming Raka.
"Banyak persamaan antara Indonesia dan Australia. Di Australia juga memiliki masyarakat yang majenuk, agama Islam di Australia adalah agama yang paling cepat perkembangannya," kata Steve Scott.
Masyarakat muslim di Australia sangat dihargai. Saat hari raya Idul Fitri, tokoh agama Austalia juga mengucapkan dan mendatangi tokoh agama Islam di Australia begitu juga jika perayaan Natal.
Baca Juga: Lirik Lagu Apuse Dan Terjemahannya
Steve juga memuji Indonesia yang memiliki dasar Pancasila. Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan sejumlah peristiwa intoleransi di Kota Solo saat awal dirinya menjabat.
"Peristiwa seperti itu sudah berlangsung lama karena ada pembiaran sebelumnya. Saya tidak akan biarkan, saya gak takut tangan saya kotor saya gak takut dibully asal Kota Solo aman," ujar Gibran.