unescoworldheritagesites.com

Warga Maroko dan Dunia Kecam Penyiar TV Denmark Soal Rasis - News

 Warga Maroko dan Dunia Kecam Penyiar TV Denmark Soal Rasis (Istimewa)

: Warga Maroko bahkan netizen kecam ulah penyiar Saluran televisi Denmark yang membandingkan pemain Maroko yang memeluk ibu mereka dengan monyet. Ini rasis.

Pembawa acara itu bandingkan pemain Maroko dan ibu mereka di Piala Dunia 2022 dengan gambar monyet.

Ceritanya sebuah segmen di saluran TV 2 News, pembawa acara Soren Lippert membicarakan pemain Maroko yang memeluk ibu mereka. Sembari berbicara, ia mengangkat gambar monyet berpelukan.

Baca Juga: BRI Buktikan Transformatif Tumbuh Tangguh di HUT ke-127

Piala Dunia Qatar memang menorehkan beragam cerita termasuk torehan prestasi bersejarah buar Maroko. Pun aksi pemain usai berlaga jadi sorotan hingga viral di media sosial.

Pemain Maroko Achraf Hakimi selalu memeluk dan mencium sang ibu setelah laga usai. Momen hangat ibu anak ini pun menarik perhatian netizen.

Akan tetapi, keputusan Lippert menunjukkan gambar monyet berpelukan dinilai sangat tidak pantas.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Lionel Messi atau Kylian Mbappe Angkat Tropi

"Sangat memalukan di #DenTV menyamakan pemain #MaR memeluk ibu mereka dengan monyet. Media yang sama telah menguliahi warga Qatar selama berbulan-bulan tentang hak asasi manusia," kata analis politik Andreas Krieg.

Seperti dilaporkan Doha News, sejumlah netizen dibuat geram dengan aksi penyiar TV Denmark tersebut.

"Media Barat membandingkan orang Arab dengan monyet. Apa yang disebut dunia beradab," kata seorang pengguna Twitter.

"Cara yang luar biasa untuk mengumumkan kepada dunia bahwa Anda tidak hanya rasis tetapi juga membenci ibu Anda," timpal yang lain.

Baca Juga: Kroasia Rebut Perunggu Usai Kalahkan Maroko 2 - 1 Piala Dunia 2022

Netizen pun tak kalah ramai di akun Twitter Al Jazeera. Mereka juga mengecam saluran TV 2 News.

"Karena orang Denmark tidak mengetahui ayah dan ibu kandung mereka, mereka semua adalah anak hasil perzinahan," kata salah seorang netizen.

"Ini sama sekali tidak bisa menghapus kinerja heroik para pembuat sejarah ini. Meskipun Anda dapat memilih untuk menjadi rasis atau pembenci, nama mereka akan tertulis dalam sejarah sepak bola sebagai tim sepak bola Afrika pertama yang bermain di S/Final Piala Dunia FIFA. Saya dengan berani mengidentifikasi diri dengan mereka," ujar yang lain.

Rasisme selama laga Piala Dunia Qatar cukup marak terjadi. Beberapa hari sebelumnya, sebuah penerbitan Barat merilis karikatur yang menunjukkan orang Maroko mencuri trofi Piala Dunia dari Gianni Infantino.

 Karikatur ini dinilai rasis sebab ada stereotip di kalangan orang Eropa bahwa orang Afrika Utara itu preman dan penjahat.

Baca Juga: Suami Istri Korban Ledakan Handphone di Pasuruan Meninggal

Kemudian pembaca berita televisi Jerman juga memicu kemarahan netizen setelah membandingkan tim nasional Maroko dengan kelompok ekstremis ISIS.

Sang pembaca berita menunjukkan gambar tiga pemain merayakan kemenangan dengan mengangkat jari telunjuk mereka. Gestur ini sebenarnya isyarat umum Muslim di seluruh dunia untuk memuji Tuhan.

Akan tetapi ia menyebut gestur ini malah disamakan dengan ISIS sehingga ada netizen yang menyebut media tersebut "rasis" dan berbahaya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat