unescoworldheritagesites.com

Didik Rachbini: Golkar Jangan Mengekor Capres Koalisi Tetangga, Putuskan Airlangga di Poros Empat Bersama PAN - News

Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini menyampaikan pandangannya agar Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto harus menentukan sikap cepat agar dirinya perform maju sebagai Capres 2024 dengan membentuk poros keempat, misalnya bersama Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan membentuk poros alternatif  (AG Sofyan )

 
: Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini menyampaikan pandangannya agar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto harus menentukan sikap cepat agar dirinya perform maju sebagai calon presiden (Capres) 2024 dengan membentuk poros keempat.
 
Menurut Didik dengan mencuatnya poros keempat, yang memunculkan nama Airlangga Hartarto sebagai bakal Calon Presiden, dinilai akan menjadi cara memperkuat dinamika Partai Golkar dalam perhelatan Pemilu 2024. 
 
Menurutnya, ketimbang mengekor dengan partai-partai yang telah mengusung calon presidennya sendiri, seperti PDIP-PPP yang telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Lalu NasDem-Demokrat-PKS mengusung Anies Baswedan, dan Gerindra-PKB mengusung Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto dapat saja maju sebagai Capres.
 
 
Profesor Didik menyatakan peta politik yang berkembang saat ini semakin memperuncing potensi bubarnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sehingga kedua partai yang pernah bersinar itu berpotensi memperkuat posisi dan elektabilitasnya sendiri.
 
"Momentum transisi ini sangat berpeluang besar bagi Golkar dan PAN untuk membuat poros ke empat demi memperkuat ketahanan partai dan kemenangan kedua partai di Pemilu 2024," tegas mantan Anggota DPR RI dari Fraksi PAN ini kepada wartawan, Kamis (1/6/2023).
 
Profesor Didik memberikan saran sekaligus kritik membangun kepada Golkar dan capres yang diusungnya, jika dua partai yang masih established dan stabil dengan kekuatan elektoral itu terus mengekor saja hingga 2024, maka tidak akan mendapat tambahan suara. Terkecuali dapat jatah menteri di kemudian hari. Itu pun jika presiden yang mereka calonkan menang.
 
 
"Ini merupakan peluang untuk berkiprah mengusung pasangan sendiri sehingga bisa membuat peta politik baru menjadi 4 pasangan dan koalisi baru Golkar-PAN cukup untuk mengusungnya," ucapnya.
 
Jika Golkar mengusung Airlangga Hartarto sebagai calon presiden, dinamika partainya akan hidup selama pilpres daripada mengusung kader partai lain. Wakil dari kader PAN bisa bergabung dengan Golkar.
 
Selain itu, tentu seluruh kader Golkar di seantero Nusantara akan sangat bersemangat memperjuangkan habis-habisan agar Ketua Umumnya bisa running dan menang di Pilpres 2024.
 
 
"Apalagi jika Golkar berhitung matematis votes secara strategis mengusung kader barunya, Ridwan Kamil, misalnya dalam kontestasi Pilpres, maka suara di Jawa Barat akan disapu bersih. Golkar akan mendapat manfaat besar dalam demokrasi terbuka ini," bebernya.
 
Dia mengingatkan, koalisi yang lebih tersebar akan dapat menghindari dominasi kekuasaan yang otoriter seperti saat ini. 
 
Menurutnya, koalisi 82 persen yang ada di parlemen menyebabkan demokrasi terancam dengan wajah pemerintah dan aparat yang sudah otoriter.
 
 
Tentu strategi koalisi pilpres seperti ini dengan poros baru keempat akan menyebabkan pilpres bakal menjadi dua tahap atau masuk ke putaran kedua. Dua pasangan akan lanjut, partai-partai yang kalah berada di posisi ketiga dan keempat akan berhitung lagi dengan pembentukan koalisi baru.
 
"Golkar dan PAN tidak akan kehilangan kesempatan berkiprah pada putaran kedua ini. Jadi, inisiatif poros keempat bisa dikatakan rasional dilihat dari kepentingan partai-partai yang terus bersaing satu sama lain,"  pungkasnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat