unescoworldheritagesites.com

Bijak Bertindak Baca Literatur Sejarah Palestina, Kenapa Indonesia Harus Bantu? - News

Bupati Karanganyar, Drs H Juliyatmono, MM menyerahkan donasi dengan total Rp508.675.400,00 dari penggalangan dana secara sukarela oleh masyarakat Karanganyar untuk rakyat Palestina yang diserahkan melalui PMI Cabang Karanganyar dengan rekening BRI

KARANGANYAR: Menyikapi beragam tanggapan yang disampaikan atas keputusannya untuk mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang menghimbau agar warga yang dipimpinnya ikut membantu meringankan beban masyarakat Palestina, Bupati Karanganyar Juliyatmono hanya meminta untuk kembali membuka literatur, terutama sejarah pergolakan Israel-Palestina dan dimana posisi Indonesia atas peristiwa yang selalu menyita perhatian dunia tersebut.

Bupati Juliyatmono menyatakan sangat banyak sekali literatur yang mengangkat fakta hubungan Palestina dengan Indonesia.

"Silakan memperluas wawasan, pandangan, baca buku, serta literatur lainnya di sana tertulis detail sejarah Palestina serta perkembangan negeri tersebut,” kata Juliyatmono paska penyerahan bantuan korban Palestina atas serangan Israel di Gaza kepada perwakilan PMI di Karanganyar, Rabu (26/5/2021).

Ia mengingatkan masyarakat Indonesia harus menghargai jasa-jasa Palestina, sebagai satu-satunya negara yang pertama kali mengakui Kemerdekaan Indonesia saat diproklamirkan tahun 1945.

"Sejarah dunia membuktikan Palestina adalah kali pertama yang mengakui kemerdekaan kita dan memberikan ucapan selamat pada NKRI. Lalu apakah kita salah jika sekarang kita membantu sesuai kemampuan masyarakat Indonesia melalui penggalangan dana. Jadi secara bijak akan lebih baik jika kita mau memperkaya literasi wawasan agar kita menjadi tahu, paham, dan mengerti,” jelasnya.

Selain hubungan baik dengan Palestina sejak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia itu, Bupati Juliyatmono juga mengingatkan bahwa apa yang terjadi di Palestina tersebut adalah tragedi kemanusiaan yang tidak boleh dibiarkan dan harus ada tindakan dunia untuk menghentikan kezaliman zionis Israel.

"Persoalan Palestina itu merupakan tragedi atas kemanusiaan atau Human Right yang disepakati dan dihargai semua bangsa di dunia. Dan urusan Human Right itu dimensinya tidak terbatas ruang dan waktu, sehingga siapa pun wajib peduli atas nilai kemanusiaan tersebut," ucap aktivis Muhammadiyah ini.

Ia juga menyatakan dua pemimpin Indonesia, selalu membela nasib terhadap kaum yang lemah.

"Sejarah mencatat komitmen Presiden Soekarno terhadap Palestina. Kala itu tahun 1957, Soekarno melarang Timnas Sepakbola mengikuti Piala Dunia daripada bermain satu lapangan dengan Israel. Dan Bung Karno pada saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games tidak memberikan visa kepada kontingen Israel," paparnya bercerita.

Bahkan sejarah besar Soekarno yang dikenang hingga sekarang berjanji bahwa selama Kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepada Bangsa Palestina maka Indonesia akan terus berdiri melawan penjajahan Israel.

"Presiden Soeharto juga dicatat dalam sejarah telah berkunjung ke Bosnia saat negara itu sedang dilanda perang. Di tengah kekhawatiran terkena peluru, Pak Harto nekad hadir guna menandai berdirinya masjid Indonesia di sana," ungkapnya mengingatkan.

Sedangkan di era sekarang juga ada sejarah Indonesia menyumbang rumah sakit di Gaza dan uang itu berasal dari rakyat Indonesia.

"Kalau sudah membuka buku, literatur sejarah yang dalam seperti maka sangatlah pantas jika Kabupaten Karanganyar yang nerupakan bagian dari Indonesia ini bersimpati pada tragedi Palestina,” tegas Juliyatmono yang juga Sekretaris DPD I Partai Golkar Jawa Tengah ini.

Di tengah meluasnya pro-kontra kebijakan tersebut, dukungan luas datang dari Aliansi Umat Islam Karanganyar serta Al Huda Soloraya yang mengirim karangan bunga di Kantor Setda Karanganyar serta Rumah Dinas Bupati sebagai dukungan moral.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat