unescoworldheritagesites.com

Sendratari Maitribala: Karya Berkualitas Tinggi Berbasis Sastra Klasik dan Relief Candi Borobudur - News

Koreografer dari Borobudur Lukman Fauzi Mud membuktikan karya Sendratari Maitribala sangat erat dengan keberadaan Candi Borobudur. Sendratari Maitribala berbasiskan sastra klasik Sutapitaka dan Jataka serta terkait relief candi sangat strategis untuk dapat menghasilkan karya seni berkualitas tinggi  (AG Sofyan )

: Koreografer dari Borobudur Lukman Fauzi Mud membuktikan karya Sendratari Maitribala sangat erat dengan keberadaan Candi Borobudur. Sendratari Maitribala berbasiskan sastra klasik Sutapitaka dan Jataka serta terkait relief candi sangat strategis untuk dapat menghasilkan karya seni berkualitas tinggi dan sarat pesan moral.
 
Lukman yang juga pentolan Bengkel Seni Sasana Aji (BSSA) Borobudur menjelaskan, Sendratari Maitribala yang tahun lalu digelar di Balai Konservasi Borobudur (BKB) diciptakannya melalui observasi terhadap relief candi yang mengkisahkan seorang raja yang berhati mulia yang berkorban untuk melindungi rakyatnya.
 
"Gesture (gerakan tubuh ), narasi (ceritera), kostum dan tata rias sendratari yang melibatkan 40 penari itu terinspirasi oleh relief Candi Borobudur" ujarnya kepada wartawan di Magelang.
 
 
Menurut Lukman yang juga aktivis lingkungan ini, semula eksplorasi yang  dilakukan hanya berbasis kepustakaan yang ada di Balai Konservasi Borobudur. Namun setelah  bertemu dengan budayawan Bambang Eko Prasetyo yang mengajarinya seni membaca relief, telah memperkaya referensinya untuk menciptakan sendratari Maitribala.
 
Lukman mengakui setelah belajar baca relief dari Eyang Bep (panggilan akrab Bambang Eko) dan membaca lebih detil Sutapitaka dan Jatakamala, kini telah memperkaya idenya untuk menciptakan sendra tari bernuansa klasik.
 
"Relief dekoratif Candi Borobudur tidak hanya menghasilkan energi dan kekuatan ceritera. Akan tetapi juga gerak dasar tari (gesture).
Diakuinya, Tribanga yakni sikap tubuh dalam seni rupa tradisional Bali dan india ikut memengaruhi gesture. Namun hanya sebagai Stilisasi yakni proses penghalusan untuk memberikan kesan indah dari suatu gerak tari.
 
 
Ke depan seniman tari penduduk asli Borobudur ini juga ingin menciptakan karya seni tari yang bersumber dari sastra klasik Candi Borobudur, diantaranya tentang pelestarian lingkungan.
 
Namun ada yang membuat Lukman gelisah ketika krisis air di kawasan Borobudur sudah mengkhawatirkan. Data yang diterima hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan dari 111 mata air di kawasan Bukit Menoreh saat ini tinggal 88 mata air. Juga obyek wisata Tuk Songo (9 mata air ) di dekat candi saat ini tinggal 3 mata air.
 
Hal ini terjadi antara lain karena pembangunan industri pariwisata di Borobudur tidak memerhatikan aspek pelestarian alam.
 
 
Menyikapi kondisi tersebut bertepatan pada Hari Lingkungan hidup sedunia tanggal 5 Juni 2023 lalu, pihaknya bersama relawan dan anggota TNI dari Koramil Borobudur mengadakan aksi bersih sampah di Sungai Sileng yang merupakan Aungai Purba di desa Borobudur.
 
Berharap Ada Kementerian Kebudayaan 
 
Sementara itu budayawan Candi Borobudur Bambang Eko Prasetyo mengapresiasi Sendrarari Maitribala karya Lukman dan kawan-kawan yang bersumber kepada Sastra Klasik Jatakamala nomor 8 dan Relief Dekoratif Candi Borobudur.
 
"Mungkin karya seni tari ini adalah satu-satunya di dunia yang murni berbasis sastra dan relief Candi Borobudur. Sedangkan karya seni tari lainnya berbasis mitos dan opini tentang Candi Borobudur," kata Eyang Bep.
 
 
Dikemukakannya, masih banyak relief dekoratif dan relief naratif yang dapat menjadi sumber penciptaan karya seni, yang sebenarnya adalah roh-nya Candi Borobudur yang sarat dengan pesan moral kebajikan.
 
Dari kisah Sendratari Maitribala dapat diambil pesan agar pemimpin itu memiliki moral yang bajik dan bijak, welas asih, jujur, dan rela berkorban untuk rakyatnya.
Koreografer dari Borobudur Lukman Fauzi Mud dan budayawan Bambang Eko Prasetyo yang mengajarinya seni membaca relief, telah memperkaya referensinya untuk menciptakan sendratari Maitribala
Koreografer dari Borobudur Lukman Fauzi Mud dan budayawan Bambang Eko Prasetyo yang mengajarinya seni membaca relief, telah memperkaya referensinya untuk menciptakan sendratari Maitribala (AG Sofyan )
Untuk itu Eyang Bep dan juga Lukman berharap pemerintah tidak hanya mementingkan industri pariwisata dengan orientasi profit belaka. 
 
 
Namun jauh lebih penting adalah memelihara nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam relief candi dan Sastra Klasik Suttapitaka. 
 
"Borobudur itu bukit kebajikan. Borobudur temple it is values, is not profit," tegasnya.
 
Saat ini wisatawan yang berkunjung ke Candi Budha terbesar di dunia itu lebih banyak menikmati keindahan fisiknya saja. Seharusnya wisatawan juga mendapatkan santapan rohani dengan memberi mereka pemahaman Borobudur dalam perspektif sastra agar mendapatkan nilai-nilai moral kebaikan.
 
 
Eyang Bep dan Lukman Fauzi berharap ke depan dibentuk Kementerian Kebudayaan yang terpisah dari pendidikan dan ristek, agar lebih fokus menangani kebudayaan. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat