unescoworldheritagesites.com

IPDN, Pencetak Pamong Lokal Multitalenta Dan Berwawasan Global - News

Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), DR. Hadi Prabowo, MM.

SUMEDANG: Puncak Dies Natalis ke-65 Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, pertengahan Maret 2021 lalu, tidak saja ditandai dengan rangkaian acara seremonial tetapi juga sukses dilaksanakannya Seminar Nasional mengenai penyelenggaraan Otonomi Khusus di Papua dan Papua Barat secara daring dan luring dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

Peringatan HUT 65 Tahun IPDN juga menjadi batu lompatan atau milestone atas capaian sejarah panjang sekolah pamong praja tersebut. Dipimpin oleh Rektor DR. Hadi Prabowo, MM., IPDN kini menjelma bukan lagi menjadi kampus "horor" yang menerapkan disiplin militer dengan kasus-kasus perpeloncoan yang beberapa kali merenggut korban jiwa, tetapi menjadi kampus humanis yang mencetak pamong-pamong lokal berwawasan global.

Berikut kutipan wawancara dengan jurnalis senior , AG. Sofyan dengan mantan Sekjen Kementerian Dalam Negeri RI yang berkarir dimulai dari birokrat di Provinsi Jawa Tengah. Wawancara khusus berlangsung di Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Petikannya:

Bagaimana Anda memaknai 65 tahun perjalanan panjang IPDN ini?

Begitu saya masuk (jadi Rektor IPDN), saya menyempurnakan segala kelemahan yang disesuaikan dengan perkembangan di tingkat nasional dan global. Makanya kita susun rencana induk pengembangan IPDN 2020-2045, di mana kita menjadikan pendidikan ke depan kepamongprajaan yang unggul, profesional, berdaya saing dan berintegritas. Nah, kuncinya tentu kita harus membuka diri dan terbuka mengelola lembaga pendidikan kedinasan ini. Pertama, dengan penguasaan IT (Information Technology/Teknologi Informasi). Kedua, kita harus membuka pola pikir dan budaya kerja harus ada kecepatan di dalam memahami semua perubahan karena perubahan itu sangat cepat dan datang di luar prediksi kita.

Oleh karena itu, kita jadikan pamong praja juga harus peka di dalam menyikapi tantangan zaman. Secara otomatis kita utamakan penguasaan ilmu dan teknologi dan lebih khusus adalah bahasa asing karena bahasa asing ini penting untuk membuka komunikasi dan akses lebih luas ke dunia.

Kita ingin (sesuai arahan Pak Mendagri Tito) lulusan IPDN akan menjadi pionir-pionir dalam pemerintahan daerah. Oleh karena itu dipersiapkan supaya sebelum praja kembali ke pemerintah daerah sudah menyelesaikan jenjang S2 ke luar negeri. Untuk itu kita kerjasama dengan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Kementerian Keuangan untuk mempersiapkan dengan baik kemampuan bahasa tersebut. Kita juga kerjasama dengan UPI dan ITB.

Dan karena ilmu kita itu ilmu terapan, maka kita harus punya laboratorium di setiap Program Studi (Prodi). Ada laboratorium di setiap keilmuan yang digeluti. Sehingga yang dipelajari tidak hanya teoritis tetapi juga implementatif sesuai dengan kemampuan dalam menyikapi lingkungannya.

Itu tantangan ke depan karena di tengah persaingan nanti kan kita harus bisa penuh inovasi, supaya bagaimana kita sigap memberikan pelayanan cepat kepada masyarakat.

Pemerintah itu kan nature-nya kan pelayanan. Oleh karena itu pamong praja harus bisa menguasai pertama teknologi informasi terkait dengan aplikasi-aplikasinya yang berkembang itu, kemudian dia juga harus mempunyai pemikiran bagaimana dia mempunyai kecepatan di dalam memberikan pelayanan dan tentunya memberikan kajian untuk pengambilan kebijakan serta keputusan pimpinan. Sikapnya itu tetap, sikap dasarnya itu Asta Brata itu yang utama, berjiwa Pancasila, unggul, berkarakter, berinovasi dan sebagainya.

Apa yang sudah Anda lakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di IPDN?

Kita buka juga kerjasama dengan lembaga luar negeri sehingga memberikan istilahnya pertukaran mahasiswa dan sebagainya. Terus kita juga utamakan penelitian dan pengabdian seiring dengan pengembangan ilmu kepemerintahan.

Karena yang kita pelajari itu ilmu pemerintahan, membedakan dengan yang umum karena yang umum adalah mengutamakan science. Artinya disini adalah visinya dan kita terapannya. Nah, kalau terapan itu sudah pasti antara teori dan aplikasinya ini cenderung pada sisi penanganan kasus.

Bagaimana dengan cara mempersiapkan SDM birokrasi yang unggul itu, kapan kerjasama dengan LPDP?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat