DEPOK: Dana otonomi khusus (Otsus) Papua diharapkan juga untuk dialokasikan untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. Terlebih pendidikan bagi para perempuan di Papua.
Harapan tersebut mengemuka dalam webinar Lets Talk About Papua yang diadakan oleh Perhimpunan Eropa Untuk Indonesia Maju atau yang disingkat PETJ, Sabtu (28/8/2021).
Staff Ahli Kantor Presiden Dr. Rini S. Moduow, dalam webinar itu mengatakan, perempuan Papua, seperti halnya perempuan lainnya di Tanah Air, berhak untuk memperoleh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Dengan demikian, mereka pun bisa berperan dalam pembangunan Papua.
Saat ini, ujarnya, akses untuk mendapatkan pendidikan sangat terbuka, terlebih di era Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Termasuk di Papua, banyak kemajuan dan perubahan yang lebih baik di sini.
"Tinggal bagaimana putra dan putri Papua menyiapkan diri atas perubahan dan kemajuan di sini," ujarnya.
Terlebih kaum perempuannya, kata Rini, agar menjadi motor agar Papua terus berubah menjadi lebih baik.
Oleh sebab itu, tuturnya, harus terus diupayakan peningkatan edukasi bagi perempuan Papua.
Bagaimanapun, ucapnya, perempuan berperan besar di dalam keluarga yakni membimbing generasi penerus.
"Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kapasitas dan peran perempuan Papua dalam pembangunan di Papua," ucap Rini menegaskan.
Pandangan yang disampaikan Rini diamini mahasiswi jurusan Sastra Inggris di Universitas Negeri Yogyakarta Nathalia R Rumawi. Semua perempuan Indonesia, ucapnya, berhak atas pendidikan hingga jenjang yang tinggi.
Khususnya di Papua, tuturnya, memang perempuan di sana harus dimotivasi agar bisa mengejar ketertinggalan.
Mereka, tuturnya, harus dicerahkan bahwa hak pendidikan laki-laki dan perempuan sama.
“Pentingnya kesetaraan gender untuk terus diperjuangkan dan pentingnya beasiswa afirmasi bagi perempuan Papua,” kata Nathalia berharap. ***