: Hari Perempuan Internasional pertama kali diperingati satu abad yang lalu dengan kongres pertama berlangsung pada tahun 1911.
Hal ini mengacu pada 1908 ketika 15.000 perempuan melakukan aksi demo di New York, Amerika Serikat.
Mereka menyuarakan hak mereka tentang peningkatan standar upah serta pemangkasan jam kerja dan pergerakan ini diinisiasi oleh Partai Sosialis.
Lalu Clara Zetkin pada tahun 1910 sebagai pemimpin "Kantor Perempuan" mengajukan sebuah gagasan penetapan hari perempuan internasional agar setiap negara merayakannya satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi perempuan.
Baca Juga: Link Nonton Live Streaming Takdir Cinta Yang Kupilih SCTV Episode 210, Senin 07 Maret 2023
Konferensi diadakan di Kopenhagen dan usul ini disepakati oleh kongres yang dihadiri 100 perempuan dari 17 negara.
Perayaan pertama disepakati 19 Maret 1911 di Austria, Jerman, Denmark, Swiss dan lebih dari 1 juta perempuan dan laki-laki ikut terlibat.
Dua tahun kemudian, 8 Maret 1913 pergerakan perempuan menggelar aksi damai menentang perang dunia I.
Setahun kemudian dengan tanggal yang sama pergerakan aksi damai kembali dilakukan oleh perempuan seantero Eropa.
Pada perang dunia II, 8 Maret seluruh dunia memperingatinya sebagai momentum advokasi kesetaraan gender.
Hingga pada tahun 1975, PBB mengakui pergerakan itu dan menetapkan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional.
Gagasan dan konsep tentang kesetaraan gender kini bukan hal yang tabu lagi.
Perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan kaum Laki-laki untuk berada di berbagai bidang yang mereka pilih.
Banyak dari pemimpin dunia yang dapat merubah sistem dan bahkan menemukan penemuan yang berpengaruh bagi umat manusia seperti Angela Merkel dari Jerman.