: Transportasi terintegrasi. Itulah selalu didengang-dengungkan pejabat terkait perlalulintasan. Mulai dari aparat atau pegawai rendahan di lapangan, Kasudin/Kadis Perhubungan sampai Menteri Perhubungan (Menhub) melukiskan begitu baiknya transportasi terintegrasi. Juga pejabat terkait lainnya seperti di Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menggambarkan nilai plusnya.
Dalam penjelasan atau statement begitu praktis, strategis dan efektifnya transportasi terintegrasi tersebut membuat masyarakat manggut-manggut. Disebutkan angkutan kota (Jaklingko di Jakarta) terintegrasi ke stasiun kereta api, halte Busway dan LRT Jabodebek. Kurang enak apa lagi naik angkutan umum atau massal kalau begitu kenyataannya. Untuk apa lagi sih bercapek-capek dan bermacet-macet menggunakan kendaraan pribadi (mobil atau sepeda motor) di belantara Jakarta yang tak pernah lepas dari macet pada hari-hari kerja.
Ongkosnya lebih murah lagi. Naik kereta api berapa, Busway berapa, LRT berapa. Kalau mengendarai mobil pribadi bensin berapa, tol berapa, parkir berapa, belum lagi biaya perawatan kendaraan tersebut.
Baca Juga: Komitmen Berpihak Pada Rakyat Kecil, Ganjar: Hutang Macet Petani Akan Kami Hapuskan
Mengendarai sepeda motor biayanya jauh lebih ringan dari mobil pribadi, tetapi keselamatan tidak begitu terjamin. Lebih rawan kecelakaan. Belum lagi ancaman gangguan kesehatan; masuk angin dan lain-lainnya.
Saat ini tengah digencarkan pula layanan bus Buy The Service (BTS) atau Biskita di sejumlah kota. Bus BTS ini bisa sebagai kepanjangan tangan Busway maupun kereta api. Artinya, bus BTS melayani atau mengangkut warga melintasi halte Busway dan stasiun kereta api sehingga semakin mudah dan praktis warga melakukan mobilisasi mencapai tujuannya.
Tersebutlah Biskita Trans Bekasi Patriot yang diresmikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada awal Maret 2024 dan operasionalnya sudah dimulai 29 Februari 2024 tidak saja terintegrasi dengan Stasiun Kereta Api, LRT Jabodebek tetapi juga halte busway.
“Awal yang baik bagi masyarakat Bekasi karena dengan Biskita Trans Bekasi Patriot menjadi ikonik baru bagi masyarakat Bekasi,” demikian Sekretaris Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Marta Hardisarwono, Senin (26/2/2024).
Baca Juga: Macet Parah Sawangan, Manajemen Pembangunan Kota Harus Dievaluasi Serius
Biskita Trans Bekasi Patriot beroperasi dengan 5 armada, di mana salah satu armada ramah penyandang disabilitas, serta salah satu armada lainnya digunakan sebagai cadangan. Marta berharap nantinya masyarakat bisa tertarik memanfaatkan Biskita Trans Bekasi Patriot untuk mobilisasi atau layanan yang bisa berdampak pada pelestarian penggunaan kendaraan pribadi hingga angkutan umum massal.
Rutenya Summarecon Bekasi - Vida Bantar Gebang, dan nantinya akan terintegrasi dengan layanan LRT Jabodebek. Sebab, salah satu titik pemberhentiannya ada di Stasiun LRT Jabodebek Bekasi Barat. “Kami berharap dapat mengintegrasikan layanan yang ada di Kota Bekasi dan akan lebih memudahkan masyarakat bermobilisasi,” tutur Marta.
Masyarakat juga diajak untuk mengenal lebih dekat apa saja fasilitas yang ada di dalam armada Biskita. Direktur Angkutan, Tatan Rustandi menyampaikan bahwa Biskita menghadirkan layanan transportasi umum yang modern.
Seperti Kota Bogor, layanan BTS di Kota Bekasi juga serupa. Di dalam armada telah tersedia CCTV, parkir penumpang, pelacakan GPS, DVR seluler (perangkat untuk memonitoring dengan kecepatan 2G-4G), kamera pengawasan (perangkat untuk merekam), CP4 (perangkat untuk memonitor kendaraan pada dashboard driver dengan menggunakan RFID), dan TOB (perangkat untuk transaksi pembayaran penumpang).
Selain unit bus, masyarakat juga diperkenalkan dengan pramudi yang kemudian bekerja di sekitar khusus dengan sistem IT.