unescoworldheritagesites.com

Wujudkan Ketahanan Pangan, Penguasaan Teknologi Mutlak Diperlukan - News

Hadapi tantangan global yang makin komplek, penguasaan teknologi menjadi hal yang mutlak harus dilakukan guna mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri. (Suara Karya/Panennews)

Menghadapi tantangan global yang makin komplek, penguasaan teknologi menjadi hal yang mutlak harus dilakukan. Khususnya dalam ketahanan pangan dalam negeri.

Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Marsudi Wahyu Kusworo menyatakan, ada beberapa tantangan konkret dalam hal ketahanan pangan. Yang pertama ada perubahan iklim. Ini menjadi tantangan karena jika sebelumnya para petani bergantung pada cuaca untuk menanam padi. Namun hal tersebut tidak bisa lagi menjadi tolak ukur.

“Saat ini musim hujan sudah tidak teratur, dampaknya petani kerap mengalami kerugian karena padi yang ditanamnya kebanjiran atau bahkan kekeringan karena tidak ada air,” kata dia dalam keterangan tertulisnya dalam Focus Group Discusion (FGD) dengan tema Geliat Ketahanan Pangan Indonesia 2023, Senin (27/2) yang digelar dalam rangka memperingati tiga tahun media online Panen News.

Baca Juga: Food Estate: Ikhtiar dan Inovasi Wujudkan Kedaulatan Pangan

Dalam kegiatan ini hadir Pemimpin Umum Panen News yang juga CEO PT Tangguh Media Nusantara, Amir Firmansyah dan Pimpinan Redaksi Panen news. Azanil Kelana yang juga selaku moderator.

Baca Juga: Kedaulatan Pangan Nasional dan Konsistensi Tokoh ini

Sementara untuk pembicara yakni Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kemudian perwakilan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Septalina Pradini, S.PI, M.Si dan pegiat sosial Nukila Evianti.

Selanjutnya Marsudi menyatakan, tantangan yang kedua adalah Pandemi. Hampir tiga tahun Indonesia dihantam Pandemi dan hal ini cukup terasa melumpuhkan perekonomian. Pasalnya masyarakat tidak bisa bergerak keluar rumah.

Tantangan yang ketiga adalah geopolitik diantaranya perang Rusia- Ukraina dimana beberapa negara terdampak langsung atas perang tersebut. Indonesia sebenarnya juga terdampak, namun masih bisa ditambal.

Tantangan yang ke empat adalah pertumbuhan penduduk. Data yang ada di BRIN setiap tahunnya lahan pertanian berkurang hingga 100 hektar persegi. Artinya lahan untuk pertanian berkurang sementara naluri mahluk hidup untuk berkembang terus berjalan. “Hal ini tentu menjadi masalah yang harus ditemukan solusinya,” ucap Prof Marsudi.

Terakhir adalah minimnya regenerasi petani dan nelayan. Ini menjadi masalah yang terus dilakukan solusinya. Salah satunya adalah bagaimana menarik kelompok Milenial untuk mau terjun menjadi petani.

Sementara itu, Septalina Pradini mengatakan jika pihak Kementan telah menyebar petugas penyuluh pertanian yang stand by di tiap kecamatan. Untuk para petani yang ingin berkonsultasi bisa langsung mendatangi badan penyuluh pertanian.

“Kita sebagai pemerintah tentu mendukung terciptanya iklim siklus pertanian yang sehat. Karena ini berhubugan dengan hajat hidup orang banyak,” ujarnya.

Sementara itu, Nukila Evianty mengatakan, ada banyak cara untuk menghadapi tantangan soal ketahanan pangan. Salah satunya dengan pemberdayaan para petani Indonesia. Sebab petani di Indonesia itu tidak sejahtera. Bahkan petani juga tidak ingin anaknya menjadi petani. Para petani memilih untuk membelikan motor anaknya dan menjadi ojek online.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat