unescoworldheritagesites.com

Putu: Inovasi Penerapan Prokes Industri Hasil Tembakau Jadi Benchmark Sektor Lain - News

Plt. Putu Juli Ardika mempraktikkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di PT HM. Sampoerna, Rungkut, Surabaya

KUDUS: Industri hasil tembakau (IHT) merupakan salah satu sektor esensial yang mendapatkan izin untuk tetap beroperasi selama masa pandemi Covid-19 atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kegiatan produktivitas sektor ini dijaga karena memberikan kontribusi yang signfikan bagi perekonomian nasional.

“Beberapa waktu lalu, kami melakukan kunjungan kerja ke tiga perusahaan industri hasil tembakau untuk melihat langsung penerapan protokol kesehatan yang mereka jalankan. Ternyata, industri yang tergolong padat karya dan berorientasi ekspor ini memiliki pedoman dan fasilitas yang sangat baik dalam upaya mencegah terjadinya penyebaran Covid-19," ungkap Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat lalu (3/9/2021).

Ketiga perusahaan IHT yang dipantau tersebut, yakni PT Djarum di Kudus, Jawa Tengah, PT HM. Sampoerna di Surabaya, dan PT. Bentoel Prima di Malang, Jawa Timur.

Plt. Dirjen Industri Agro ini memberikan apresiasinya kepada ketiga perusahaan tersebut yang telah melaksanakan protokol kesehatan di lingkungan pabriknya secara ketat dan disiplin, termasuk juga telah mengimplementasikan aplikasi PeduliLindungi.

“Saat kunjungan, kami mendapat banyak masukan mengenai pengoperasian aplikasi PeduliLindungi sebagai salah satu metode screening. Mereka mengakui merasa terbantu untuk mendeteksi awal kepada karyawan atau tamu yang akan masuk dan keluar di lingkungan perusahaan," jelasnya.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perubahan atas SE Menperin No 3 Tahun 2021 tentang Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).

Pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19, perusahaan perlu mengajukan permohonan rekomendasi PeduliLindungi.

Di PT Djarum, Putu melihat langsung proses produksi di pabrik Sigaret Kretek Mesin (SKM), yang sebagian besar menggunakan teknologi canggih, termasuk robot. Di lokasi ini, jaga jarak seluruh karyawan yang beraktivitas terpantau aman. 

Guna mengedukasi karyawannya tentang prokes dan Covid-19, PT Djarum membuat semacam komik agar bisa menarik dan mudah dipahami," ujarnya.

Selain SKM, PT Djarum juga memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT), cerutu dan Tembakau Iris (TIS). Total karyawannya sebanyak 53.028 orang.

"Jumlah tenaga kerja yang telah di vaksin sejumlah 34.519 orang atau sudah 65%," sebut Putu.

PT Djarum akan melakukan vaksinasi massal lagi pada bulan September sekaligus penyerahan oksigen konsentrator yang bekerjasama dengan Kemenperin.

Saat mengunjungi PT HM Sampoerna di Surabaya, Putu juga meninjau langsung berbagai aturan dan fasilitas untuk menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan serta menekan laju penyebaran Covid-19 di lingkungan pabrik.

Saat melihat proses produksi di pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT), seluruh pekerjanya jamak adalah dari kaum ibu-ibu, telah dibagi sesuai kompartemennya. Jarak antar pekerjanya pun diatur sekitar 1,5 meter.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat