unescoworldheritagesites.com

Wanprestasi, Rekanan Swasta Desak Istaka Karya Bayar Kewajiban - News

Gedung Istaka Karya yang berada di Jalan Iskandarsyah, kawasan Blok M Jakarta (Ist)

JAKARTA: Kuasa Hukum PT Bumi Mas Jaya Perkasa (BMJP) Eri Rossatria mendesak PT Istaka Karya (Persero) untuk segera melunasi hutangnya sebesar Rp8,6 Miliar.

Eri Rossatria dari Kantor Firma Hukum Eri Rossatria yang menerima kuasa PT BMJP sebagai salah satu rekanan PT Istaka Karya, mengungkapkan kliennya memiliki piutang Rp8,6 Miliar kepada PT Istaka Karya.

"Utang PT Istaka Karya kepada BMJP senilai Rp8,6 Miliar sudah berlangsung selama 5 tahun dan kami sudah mendatangi kantor BUMN di bidang kontruksi tersebut. Namun hingga kini pihaknya belum menerima pembayaran sama sekali," ujar Eri dalam rilisnya ke media, Selasa (19/10/2021).

Tak hanya itu, Eri juga mengirim somasi 1 dan somasi 2 kepada Istaka Karya. Eri Rosatria mengungkapkan, pihaknya telah beberapa kali mendatangi PT Istaka Karya dan dari penjelasan BUMN karya ini, bersedia membayar penyelesaian kewajiban pembayaran.

"Tetapi sampai saat ini belum ada penyelesaiannya sehingga kita minta jangan terjadi ketidakpatuhan dan ketidakpatutan dari Badan Usaha Milik Negara ini," tegasnya.

Apalagi dalam pertemuan saat didatangi dan melalui surat, kata Eri, Direksi Istaka Karya menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.

Selaku Kuasa Hukum BJMP, Eri Rossatria menyebut tagihan kliennya kepada PT Istaka Karya itu untuk pekerjaan pekerkaan tiang pancang pada Proyek Dermaga 2 dan Oil Jetty Suralaya. Sebelumnya dalam sejumlah pernyataan, Kementerian BUMN berencana akan membubarkan sejumlah perusahaan BUMN yang kondisi keuangannya tidak sehat. Artinya posisi utang perseroan lebih tinggi dibanding aset yang dimiliki.

Salah satu perusahaan plat merah yang akan dibubarkan itu tak lain adalah LG Istaka Karya (Persero). Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam diskusi virtual pada 5 Oktober 2021 lalu yang dikutip berbagai media menyebut kondisi keuangan Istaka Karya sangat berat karena utang lebih tinggi dari asetnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat