unescoworldheritagesites.com

Buwas Menduga Mafia Beras Akibatkan Harga Beras Tinggi - News

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan walau Bulog telah gencar melakukan operasi pasar, namun harga beras dipasaran masih tinggi. Karenanya, pihaknya menduga ada mafia beras yang bermain.

: Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan walau Bulog telah gencar melakukan operasi pasar, namun harga beras dipasaran masih tinggi. Karenanya, pihaknya menduga ada mafia beras yang bermain.

"Bulog tidak dalam posisi berdagang ataupun mencari untung. Dimana Bulog memiliki peran untuk melakukan penugasan negara dalam melakukan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP). Nantinya CBP digunakan untuk program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) termasuk operasi pasar,"kata Buwas, kepada wartawan, di Jakarta.

Baca Juga: India Open 2023: Fajar/Rian Tumbang, Indonesia Tanpa Wakil di Final

Dikatakan Buwas, pihaknya sudah melakukan (operasi pasar), akan tetapi walau begitu banyaknya (beras CBP) yang sudah dilepas,  tetapi harga beras masih tetap tinggi. Karenanya,  Buwas menduga ada mafia beras yang tengah bermain. Mafia adalah orang yang dibalik terjadinya gonjang-ganjing, sehingga harga beras didalam negeri terus mengalami kenaikan. Hal tersebut, lantaran intevensi harga melalui operasi pasar telah gencar dilakukan Bulog namun harga masih betah tinggi.

"Sebenarnya saya sudah tahu, kalau tanda kutip ada mafia, memang ada. Saya ini punya kebijakan atas dasar perintah Pak Presiden, kita harus menggelontorkan sebanyak mungkin sesuai kebutuhan. Tidak ada monopoli terhadap masalah perberasan, karena beras adalah kebutuhan pokok yang mendasar," tegasnya.

Buwas menegaskan bahwa setiap pedagang beras berhak mendapatkan beras dengan harga murah. Dimana, Bulog melepas beras untuk operasi pasar dengan harga Rp 8.300 per kilogram (kg). Maka adengan harga Rp 8.300, seharusnya sampai ke konsumen maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 9.450 per kg.

Baca Juga: Lirik Lagu Kau Bina Hidup Baru - Koes Plus ... Walaupun Terasa Berat di Hati, Jangan Kau Hiraukan Diriku Lagi

Namun, lanjuta Buwas dari informasi yang didapat para pedagang justru mendapatkan beras dengan harga mahal. Pada akhirnya pedagang menjual dengan harga yang mahal pula. "Bagaimana dia mau jual murah, karena dia belinya juga mahal. Oleh sebab itu saya tidak mau lagi sekarang, makanya saya undang pedagang sebanyak-banyaknya. Siapa yang mau beli saya buka, tidak koordinator-koordinatoran. Tidak ada mafia. Ngapain ngumpulin pedagang diintimidasi, jangan dipikir saya tidak tahu," katanya.

Buwas mengaku memiliki rekaman atas tindakan oknum yang melakukan hal tersebut. Bahkan siapa saja oknum yang melakukan intimidasi pada pedagang, ia juga telah mengetahui. "Model apa preman-preman gini, masalah beras, urusan perut masyarakat dipakai mainan. Jangan merasa hebat ancam-ancaman. Berani ngancam negara lagi, model mana?," tegasnya.

Atas hal tersebut Bulog akan menyampaikan informasi tersebut kepada Satgas Pangan yang memiliki wewenang. "Siapapun bahkan dari dalam instansi Bulog yang berani bermain dengan urusan beras, tak segan Ia pecat,"katanya.

Pasalnya beras CBP merupakan milik negara untuk kepentingan masyarakat dan tidak ada satupun yang bisa menguasai."Saya sampaikan ke Pinwil (pimpinan wilayah) seluruh Indonesia siapa yang bermain ini saya pecat langsung. Tidak ada tindak-tindak, teguran," tegas Budi.

Baca Juga: CSR Bank Jatim untuk PPDI Diapresiasi Gubernur Jawa Timur

Bulog menegaskan, dengan adanya operasi pasar dengan harga murah tujuannya agar masyarakat mendapatkan harga dengan harga murah. Apabila ada pedagang yang mencari untung menjadi hal lumrah, dengan batas kewajaran. "Orang yang mengintimidasi tidak akan saya kasih sebutir pun. Untuk apa kalau ternyata menjadikan (beras) mainan. Jadi siapa saja pengusaha beras boleh beli di Bulog sesuai dengan aturan. Kalau ada anggota saya yang bermain sampaikan ke saya," tuturnya.

Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid mengatakan, saat ini rata-rata pasokan beras harian di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) di bawah 20.000 ton. Tipisnya pasok gas beras disebabkan karena belum adanya panen di daerah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat