unescoworldheritagesites.com

Nama Presiden Joko Widodo Bertengger sebagai Jalan Utama Abu Dhabi, Hariara: Jadi Inspirasi Rakyat Indonesia - News

Nama Presiden Joko Widodo Bertengger Jalan Utama Abu Dhabi, Ketua Umum DPP Hipakad Hariara Tambunan menegaskan penghormatan ini menjadi inspirasi rakyat Indonesia (AG Sofyan )

 
: Ketua Umum  Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) Hariara Tambunan memberikan atensi dan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) atau Uni Emirat Arab (UEA) atas kepercayaan Presiden UEA, Syekh Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan atau lebih dikenal Presiden MBZ, Penguasa Abu Dhabi dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo hingga memberikan kehormatan menyematkan nama Presiden Joko Widodo sebagai jalan utama dan strategis di Ibu Kota Abu Dhabi.
 
Menurut Hariara pemberian nama jalan dari nama bukan warga setempat di sebuah negara seperti berkembang menuju maju seperti di UEA ini menjadi sebuah pengakuan, penghormatan, dan penghargaan tinggi kepada Pemerintah Republik Indonesia.
 
 
"Masyarakat Indonesia harus berbangga dan berterima kasih kepada Syekh Mohammed Bin Zayed (MBZ). Hal itu adalah pengakuan dan bukti penghargaan yang tinggi Pemerintah UEA kepada Pemerintah Indonesia. Saya kok tidak menemukan nama-nama jalan di Abu Dhabi ini ada nama orang asing. Misalnya ada nama Raja Saudi, ada juga Prancis. Hanya ada dua atau tiga saja, Yang lain saya kira kok tidak ada. Sedangkan nama Joko Widodo ada di hampir jalan-jalan utama Abu Dhabi. Salah satunya jalan utama menuju Kedubes Indonesia untuk UEA. Jadi dari sini, kita tentu harus bangga penghormatan bangsa lain kepada Indonesia," urai Hariara kepada  dari lawatannya ke UEA, Minggu (15/1/2013).
 
Tokoh Pemuda Nasional yang juga pengusaha ini dalam kegiatannya di negeri yang berada di Teluk Persia ini juga mengunjungi sahabatnya, Duta Besar RI untuk UEA, HE. Husin Bagis.
 
 
Seperti diketahui pemberian nama jalan tersebut merupakan inisiatif langsung dari Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
 
Sebelumnya, nama jalan ini adalah Al Ma'arid Street yang menghubungkan Jalan Rabdan dengan Jalan Tunb Al Kubra.

Jalan Presiden Joko Widodo telah diresmikan pada 19 Oktober 2020 oleh Chairman Abu Dhabi Executive Office, Sheikh Khalid Bin Mohammed Bin Zayed Al Nahyan. 
 
 
Jalan sepanjang lebih kurang 2,5 kilometer itu terletak di salah satu ruas jalan utama yang membelah Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC) dengan area kedutaan. 
 
Pemerintah Abu Dhabi sejak tahun 2013 telah melakukan perubahan nama sejumlah jalan-jalan utama di sana. Diganti menjadi nama-nama pemimpin besar di Abu Dhabi dan tokoh-tokoh lain sebagai bentuk penghormatan, mengenang visi, kepemimpinan, dan kontribusi mereka pada dunia.
 
Untuk pemberian nama jalan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi menambah jumlah nama tokoh Indonesia yang ada di luar negeri. Misalnya  Jalan Soekarno di Rabat Maroko, Jalan Muhammad Hatta di Harleem Belanda, Jalan Raden Adjeng Kartini di Amsterdam, dan Jalan Munir di Den Haag.
 
 
Kawasan itu merupakan area strategis yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik, seperti Kedutaan Besar Amerika Serikat, Turki, Arab Saudi, dan sebagainya.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia juga melakukan hal serupa. Di mana pemerintah mengganti nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated menjadi Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ). 
 
Penggantian nama tersebut diresmikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada 12 April 2021 lalu.
 
 
Kepada wartawan Hariara mengungkapkan saling memberi nama jalan kedua pemimpin tersebut juga merefleksikan hubungan antara Indonesia dengan UEA yang sangat harmonis dalam beberapa tahun terakhir. 
 
"Kita tahu hubungan kedua negara sendiri telah terjalin selama lebih dari 45 tahun, tepatnya sejak tahun 1976. Hubungan itu kalau saya lihat semakin erat dan saling menguntungkan dengan saling bersimbiosis saat era Presiden Jokowi. Saya menilai sebagai hubungan yang paling nyaman, paling mesra di dunia dengan UAE," tuturnya.
 
Lebih lanjut Hariara juga mengungkapkan hubungan harmonis dan sinergis kedua negara dengan mayoritas berpendudik muslim ini juga tidak terlepas dari tangan dingin, kinerja, dan prestasi Duta Besar RI untuk UEA, HE. Husin Bagis.
 
"Kinerja dan prestasi Duta Besar RI untuk UEA, HE. Husin Bagis selama 7 tahun yang sangat senior dan kenyang pengalaman ini memberikan dampak positif dan konkret hubungan RI dan UEA di berbagai bidang. Hingga pemimpin kedua negara saling memberikan kehormatan menyematkan nama masing-masing baik Presiden Jokowi dan Presiden MBZ di jalan strategis kedua negara," tandas Hariara.
 
Tak hanya memberi nama jalan, kata Hariara,  Pangeran MBZ, juga membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Presiden Joko Widodo. Letak masjid tersebut juga berada di Jalan Presiden Joko Widodo.
 
Hubungan Perdagangan 
 
Hariara Tambunan yang juga Fungsionaris Pusat Partai Golkar ini mengatakan hubungan kedua negara diharapkan dapat terus ditingkatkan di berbagai bidang.
 
 
Hariara menegaskan UEA merupakan mitra strategis  Indonesia di bidang ekonomi terjalin erat dengan adanya Persatuan Emirat Arab (PEA). Bahkan Presiden Joko Widodo menganggap PEA sebagai mitra penting di bidang investasi. 
 
"Dengan adanya kesepakatan dagang, hal itu menunjukkan kolaborasi yang baik antara dunia usaha kedua negara," ucapnya.
 
"Terutama untuk mendukung sektor usaha  kecil dan menengah. Upaya itu diwujudkan pemerintahan Presiden Jokowi dengan saling membuat kesepakatan dagang yang saling menguntungkan," jelas Ketua Umum IKA-FEB UKI Jakarta ini.
 
 
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan juga sudah membuat sebelas perjanjian bisnis dan lima perjanjian pemerintahan. Kesepakatan itu memuat kerjasama di bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset.
 
Sedangkan untuk komoditas ekspor utama Indonesia ke PEA sejak 2021 lalu terdiri dari berbagai komoditas. Yaitu,  perhiasan, minyak kelapa sawit, kendaraan bermotor, perangkat sambungan telepon, dan aplikasi untuk televisi. 
 
Komoditas impor utama Indonesia dari PEA adalah besi semi-unfinished, alumunium, emas, sulfur, dan polimer propilene.
 
 
"Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) sudah beberapa kali ke Indonesia. Bahkan juga membantu dalam pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo," ungkapnya.
 
Bahkan Indonesia juga dihadiahi bangunan masjid di Solo Jawa Tengah. Sebagai hadiah dari Presiden Uni Emirates Arab Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan kepada Indonesia. 
 
Masjid itu merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi, UEA. Bangunan dan desain masjid  dirancang mirip dengan aslinya.
 
 
Hal itu, kata Hariara, menandakan kedekatan hubungan kedua pemimpin negara sangat mesra.
 
"Menghasilkan kesepakatan yang berguna bagi masyarakat dan pembangunan Indonesia di masa mendatang. Bahkan, untuk menghormati bangsa Indonesia nama Presiden Joko Widodo juga diabadikan menjadi nama jalan utamanya," tandas Hariara. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat