unescoworldheritagesites.com

Cara Menjadi Konten Kreator Kreatif Tanpa Plagiarisme - News

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan webinar mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Jawa Tengah dengan Plagiarisme di Dunia Digital. (Ilustrasi )

:  Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan webinar mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Jawa Tengah dengan Plagiarisme di Dunia Digital, pada Senin (18/3/2024).

Hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2024
yang ahli di bidangnya untuk berbagai bidang antara lain Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FISIP Universitas Bengkulu Lisa Adhrianti, Founder Kumpulan Emak Blogger dan Karyapuan.id Mira Sahid, dan Pegiat Pelatihan Literasi Digital Pesantren Muhammad Mustafid.

Survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2023 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 215 juta. Adapun menurut data BPS pada 2018 dari tiga sub indeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, sub indeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.

Baca Juga: Webinar Literasi Digital: Dulang Cuan dari Profesi Product Reviewer

Banyaknya informasi di dunia digital, menuntut masyarakat Indonesia untuk memiliki kemampuan memilih dan membuat konten secara kreatif tanpa plagiarisme.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), plagiat berarti pengambilan karangan (pendapat dan
sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri.
Sementara plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta.

Lisa menyampaikan, umumnya ada empat jenis plagiarisme di dunia digital terdiri dari plagiarisme ide, plagiarisme kata per kata, plagiarisme sumber, dan plagiasi kepengarangan.


"Mengapa plagiarisme terjadi di ruang digital? Bisa karena faktor seperti rendahnya minat baca dan tidak paham cara mengutip sumber karya orang lain, kemudahan di dunia digital, keuntungan instan, dan kurangnya sosialisasi sanksi atau hukuman," kata Lisa.

Baca Juga: Cerdas Berkomunikasi, Anak Muda Boleh Edukasi Orangtua Cegah Hoax


Dalam dunia digital, tercatat ada empat konten yang paling mudah terkena plagiarisme yaitu karya tulis,
foto, video musik, dan desain gambar.
"Ada cara untuk menghindari plagiarisme, dengan menguasai materi, menyertakan sumber,
menggunakan watermark, memastikan tercantum data atau sumber karya, dan menggunakan fitur cek plagiarisme," kata Mira.

Mustafid menambahkan, beberapa situs dan aplikasi dapat membantu konten kreator menghindari dan mengecek plagiarisme misalnya dari Scribbr, Grammarly, PlagScan, Plagramme, dan Unicheck

Namun, cara terbaik menghindari plagiarisme adalah menjadi konten kreator yang inovatif, kreatif, dan beretika."Kunci dari penggunaan media digital secara kreatif adalah mencoba hal-hal baru, mengekspresikan diri, dan tetap berinteraksi dengan audiens. Jadi, nikmati prosesnya dan jangan takut untuk bereksperimen," kata Mustafid.

Ia juga memberi tips menjadi konten kreator yang kreatif, caranya dengan membuat konten original, rajin berinteraksi dengan audiens, membuat cerita, melakukan kolaborasi, memanfaatkan hashtags, dan bereksperimen dengan format baru.

Sementara untuk menjadi konten kreator inovatif dapat membuat konten unik beda dengan yang lain
dengan melihat tren lebih jauh, membuat strategi konten, menggunakan fitur baru, dan rajin mengukur serta mengevaluasi hasil konten tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat