unescoworldheritagesites.com

Siswa SMK Di Jakarta Diberi Pendidikan Ritel - News

MoU antara Dinas Pendidikan DKI dan Alfamart memberikan Pendidikan Ritel Bagi Siswa SMK

JAKARTA: Guna meningkatkan kualitas pendidikan di Ibu Kota Negara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menggandeng PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dan PT Alfamidi untuk memberikan pendidikan ritel bagi siswa-siswa di 13 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI dan kedua perusahaan ritel itu.

Isi perjanjian tentang penyelenggaraan pendidikan ritel bagi siswa -siswa SMK di Jakarta. Penandatangan disaksikan Gubernur Provinsi DKI Anies Baswedan dan dihadiri Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Triwasono Sunu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Bowo Irianto, dan Kepala Biro Tata Pemerintahan Premi Lasari, di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Anies mengatakan perjanjian kerja sama tersebut sangat penting untuk meningkatkan kualitas SMK di Jakarta, sehingga lulusan 13 SMK dapat langsung bekerja selepas sekolah.

“Selesai sekolah, langsung bekerja. Tidak ada masa tunggu. Untuk itu, perlu diperpendek hubungannya. Bila sekolah dan pemerintah berhubungan langsung dengan lapangan pekerjaan, maka ada proses interaksi yang menguntungkan antara keduanya,” kata Anies di Balai Kota.

Salah satu masalah bagi lulusan SMK di Jakarta adalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Kerap kali lapangan pekerjaan tersedia, namun permintaan tenaga kerja tidak memiliki ruang interaksi yang tepat.

“Sehingga, ketika demand ada tetapi supply tidak siap untuk menangkap demand itu, di situlah muncul gap. Gap itulah yang disebut dengan unemployment. Meskipun temporer, tapi itu akan masuk dalam data unemployment,”ujarnya.

Untuk mengantisipasi tersebut, selain menjalin kerja sama dengan sektor swasta, Anies meminta penyusunan kurikulum bagi revitalisasi SMK dilakukan dengan melibatkan sektor swasta.

Seperti Alfamart dan Alfamidi yang berperan sebagai pihak penyedia lapangan kerja.

“Tugas guru di SMK menstrukturkan pengalaman di lapangan menjadi konsep tool framework. Sehingga proses belajarnya adopt learning process. Belajar di lapangan lalu distrukturkan dalam proses pembelajaran di kelas. Jangan dibalik, konseptual dulu baru di lapangan,” ucapnya.

Dengan model kerja sama seperti ini, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengharapkan dapat memperkecil angka putus sekolah di Jakarta.

“Bagi mereka yang punya skill lalu bekerja, itu akan memudahkan. Karena sekali ketinggalan tidak punya ijazah SMA/SMK, dan kita tidak bantu dari sekarang, maka kemiskinannya akan bertambah satu generasi,” tuturnya.

Untuk memotong rantai kemiskinan, tambahnya, para lulusan SMA atau SMK ini harus dimasukkan dalam pasar tenaga kerja. Apalagi, pasar tenaga kerja memiliki syarat minimal lulusan SMA atau SMK.

“Ini adalah potensi yang bisa dikembangkan di seluruh Tanah Air. Cerita suksesnya dimulai dari Jakarta,” paparnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat