TERNATE: Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) menandatangani kesepakatan kerja sama (MoU) dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara terkait pengembangan kebudayaan nusantara.
Kesepakatan memajukan kebudayaan nusantara ditandai dengan penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Ketua Umum KSBN Mayjen TNI (Purn) Drs H Hendardji Soepandji, SH dengan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba di Royal Resto Kalumpang, Ternate, Kamis (15/11/2018).
"Penandatanganan MoU ini menyangkut pengembangan seni budaya nusantara," ujar Hendardji yang didampingi Kabid Hukum KSBN Rhony Sapulette.
Menandai momentum peringatan 500 Tahun Napak Tilas Magelhaens pada 2021 mendatang, Hendardji memaparkan rencana program tersebut di hadapan Forkopimda Provinsi Maluku Utara dan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Hendardji yang pernah menjabat Danpuspom TNI ini menyebut, Indonesia, khususnya, Maluku Utara, harus mempersiapkan diri menyongsong rombongan tiga kapal ekspedisi 500 tahun Napak Tilas Magelhaens yang akan melakukan kegiatan circumnavigation mulai dari Sevilla, Spanyol, pada September 2019, dan berakhir di Tidore, Maluku Utara, pada November 2021. Karena itu, sebagai salah satu pemrakarsa pendukung perhelatan ekspedisi laut napak tilas Magelhaens, adik mantan Jaksa Agung, Hendarman Soepandji ini menilai Maluku Utara perlu melakukan berbagai agenda kegiatan untuk menyambut agenda akbar tersebut. Salah satunya menggelar penyelenggaraan Festival Seni Budaya Internasional yang dirangkai dengan Sail Tidore 2021.
Ketum KSBN Hendardji Soepandji, dengan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani selelas penandatanganan MoU KSBN dengan Pemprov Malut
”MoU KSBN dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara itu menyangkut penyelenggaraan Festival Seni Budaya Nusantara selama 40 hari di Maluku Utara mulai dari 8 November hingga 18 Desember 2021. Ini untuk menegaskan bahwa Napak Tilas Magelhens di Tidore sebagai refleksi dan momentum pengingat generasi sekarang bahwa Indonesia ini sejatinya adalah poros maritim dunia karena bangsa-bangsa Eropa kala itu sangat membutuhkan dan bergantung kepada kekayaan rempah-rempah bumi pertiwi. Dunia sangat berkepentingan terhadap nusantara," urai Pembina Pandji Wiratama dan Ketum Pawon Semarang ini.
Dan sejarah perjalanan bangsa, kata Hendardji tidak boleh dilupakan dan masyarakat harus mengingat, belajar, mengawal, merefleksikan dan memberi spirit bagi bangkitnya nilai-nilai budaya untuk kejayaan nusantara***