unescoworldheritagesites.com

Innovating Jogja 2019, Ajang Tumbuhkan Startup Industri Kerajinan dan Batik - News

JAKARTA: Kementerian Perindustrian gencar mendorong pelaku industri nasional untuk terus menciptakan inovasi produk. Salah satunya melalui kegiatan Innovating Jogja 2019.

“Saat ini, penguatan inovasi bagi sektor industri menjadi sangat penting. Sebab, kata para cendikia, 'technology will always win'. Langkah ini perlu kolaborasi dengan seluruh stakeholder,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara di Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Ngakan optimistis, pengembangan industri melalui inovasi dan teknologi akan meningkatkan produktivitas dan kualitas secara efisien.

Dia menegaskan, lembaga litbang di seluruh Indonesia termasuk yang ada di bawah BPPI Kemenperin siap menjadi penyokong utama terbentuknya ekosistem inovasi yang melahirkan riset-riset berkualitas dan memberi manfaat bagi kemajuan industri nasional.

Jumlah balai litbang yang ada di lingkungan BPPI Kemenperin sebanyak 11 Balai Besar dan 11 Balai  Riset Standardisasi (Baristand) Industri.

“Setelah sukses dengan kegiatan Innovating Jogja di tahun 2016 dan 2018, pada tahun ini Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta kembali meluncurkan kegiatan Innovating Jogja 2019,” ungkap Ngakan.

Kepala BBKB Titik Purwati Widowati mengatakan, Innovating Jogja tahun ini menitikberatkan pada penumbuhan usaha yang bergerak di bidang kerajinan dan batik.  Apalagi, batik merupakan salah satu produk unggulan yang berkontribusi cukup besar bagi perekonomian nasional melalui capaian ekspornya.

Kemenperin menargetkan ekspor produk tenun dan batik pada tahun 2019 mampu menembus angka USD58,6 juta atau naik 10 persen dibanding capaian tahun lalu sebesar USD53,3 juta. Ekspor batik Indonesia mayoritas dikapalkan ke negara maju seperti Jepang, Belanda dan Amerika Serikat.

Kemenperin juga mencatat, nilai ekspor dari produk kriya nasional pada Januari-November 2018 mampu mencapai USD823 juta, naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD820 juta. Industri kerajinan di Indonesia jumlahnya cukup banyak, yaitu lebih dari 700 ribu unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,32 juta orang.

“Kegiatan Innovating Jogja secara umum menggabungkan tujuan kegiatan Innovating Jogja terdahulu, untuk menghasilkan startup kerajinan dan batik di Yogyakarta yang inovatif dengan fungsi alih teknologi dan inkubasi hasi-hasil litbang yang dihasilkan oleh BBKB Yogyakarta,” paparnya.

Menurut Titik, pada tahun 2019, pihaknya tidak hanya menyeleksi calon peserta yang memiliki inovasi di bidang kerajinan dan batik, tetapi juga mereka yang berminat untuk memanfaatkan teknologi kompor listrik batik tulis hasil penelitian BBKB.

Pendaftaran terbuka bagi masyarakat Yogyakarta di bawah usia 45 tahun, dengan mengisi aplikasi dan proposal usaha yang dapat diunduh melalui website bbkb.kemenperin.go.id (bit.ly/FORM_IJ2019) paling lambat 31 Mei 2019.

Calon tenant yang proposalnya lolos seleksi adminstratif dan presentasi, akan mengikuti kegiatan boot-camp. Pada akhir kegiatan boot-camp akan dipilih 2 tenant inovasi dan 2 tenant alih teknologi kompor listrik batik tulis untuk mengikuti kegiatan inkubasi.

Keempat peserta terpilih akan mendapatkan program penguatan teknis produksi, pembangunan dan pengembangan bisnis dari Balai Besar Kerajinan dan Batik serta bantuan bahan produksi senilai Rp20 juta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat