: Lagu "Siang Seberang Istana" merupakan salah satu karya legendaris dari Iwan Fals yang dirilis pada tahun 1986. Lagu ini memiliki lirik yang sangat mengena dan penuh makna, serta musik yang sangat merdu dan easy listening. Dalam lagu ini, Iwan Fals menceritakan tentang kisah seorang pekerja yang harus menempuh perjalanan jauh setiap hari untuk menuju tempat kerjanya, yaitu sebuah istana yang berada di seberang sungai.
Lagu ini bercerita tentang perjuangan seorang pekerja yang harus bangun pagi-pagi buta untuk menempuh perjalanan jauh ke tempat kerjanya. Ia harus menyeberangi sungai dengan menggunakan perahu untuk bisa sampai ke istana tempat ia bekerja. Selama perjalanan yang panjang dan melelahkan itu, ia berjuang untuk bisa bertahan hidup dan mencari nafkah untuk keluarganya.
Di dalam lagu ini, Iwan Fals menggambarkan betapa sulitnya hidup bagi seorang pekerja di Indonesia, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pinggiran kota atau desa. Ia juga menunjukkan betapa tidak adilnya sistem ekonomi yang membuat orang-orang seperti pekerja dalam lagu ini harus berjuang keras hanya untuk bisa hidup layak.
Baca Juga: Lirik Lagu Untuk Dia - Koes Plus .... Aku Ragu Akan Maksudnya, Aku Takut Menyapanya
Berikut Lirik Lagu Siang Seberang Istana:
Tertidur berbantal sebelah lengan
Berselimut debu jalanan
Kawan setia sehabis bekerja
Siang di seberang sebuah istana
Siang di seberang istana sang raja
Benteng rapuh dari lapar memanggil
Gardu dan mata para penjaga
Saksi nyata
Yang sudah terbiasa
Mengelus dada, gelengkan kepala
Saksikan perbedaan yang ada
Seakan meludah di atas tubuh yang resah
Ribuan jerit di depan hidungmu
Namun yang kutahu
Tak terasa mengganggu
Benteng rapuh dari lapar memanggil
Gardu dan mata para penjaga
Saksi nyata
Yang sudah terbiasa
Seakan meludah di atas tubuh yang resah
Ribuan jerit di depan hidungmu
Namun yang kutahu
Tak terasa mengganggu
Benteng rapuh dari lapar memanggil
Gardu dan mata para penjaga
Saksi nyata
Yang sudah terbiasa
Seakan meludah di atas tubuh yang resah
Ribuan jerit di depan matamu
Namun yang kutahu
Tak terasa mengganggu
Buyarkan mimpi si kecil siang tadi
Dia berdiri malas melangkahkan kaki
Diraihnya mimpi, digenggam
Tak dilepaskan lagi