: Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, berkomitmen meningkatkan jumlah Guru Besar. Menurut Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho, meningkatkan jumlah guru besar menjadi bagian meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Selain itu untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Para guru besar usai dikukuhkan akan mempertaruhkan nama dan marwah keilmuanya," kata Jamal, saat pengukuhan empat guru besar baru di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS, Selasa (16/1/2024).
"Seorang Profesor yang identik dengan ilmuwan dan cendekiawan seyogyanya harus mulai keluar dari zona nyamannya, dan tidak perlu merasa khawatir ilmunya tercemar dari ilmu lain," katanya lagi.
Saat ini, jumlah guru besar di UNS sebanyak 302 orang. Empat guru besar yang baru dikukuhkan adalah, Prof Peduk Rintayati, merupakan Guru Besar ke-78 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan ke-299 UNS.
Prof Peduk dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan IPA SD dengan pidato inagurasi berjudul ‘Penguatan Empati Lingkungan di Sekolah Dasar melalui Stimulasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan’.
Baca Juga: Bareng Komunitas Vespa, Ganjar Blusukan Cek Harga Sembako di Pasar Pekalongan
Selain itu, Prof Dr dr. Trisulo Wasyanto, SpJP (K), FIHA, FAPSC, FAsCC. merupakan Guru Besar ke-49 Fakultas Kedokteran (FK) dan ke-300 UNS. Dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah Perawatan Intensif dan Kegawatan Kardiovaskuler dengan pidato inagurasi berjudul ‘’Peran Novel Biomarker Dalam Diagnostik dan Prognostik Serangan Jantung Mendadak’.
Ketiga adalah Prof Indah Widiastuti, S.T., M.Eng. merupakan Guru Besar ke-79 FKIP dan ke-301 UNS, dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknik Material dengan pidato inagurasi berjudul ‘Eksplorasi Material Berbasis Plastik Daur Ulang dalam Penguatan Green Skills pada Technical Vocational Education & Training (TVET)’.
Serta Prof Rahayu, S.P., M.P. merupakan Guru Besar ke-45 Fakultas Pertanian (FP) dan ke-302 UNS, sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pedology dan Survey Tanah dengan pidato inagurasi berjudul ‘Implementasi Pedologi Dalam Menjawab Kebutuhan Pertanian dan Non Pertanian di Masa Depan.
"Menyandang jabatan fungsional akademik tertinggi, yakni Profesor, membawa konsekuensi terikat kontrak kewajiban untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, menulis buku, publikasi ilmiah di jurnal internasional, dan menyebarluaskan gagasan. Jika hal tersebut tidak dapat terpenuhi, maka jabatan Profesor akan dicabut," pungkas Jamal. ***