unescoworldheritagesites.com

Multiplier Effect Program Perintis Penumpang dan Cargo Bandara DEO Sorong bagi Pertumbuhan Ekonomi Papua - News

Kepala Bandara DEO Sorong, Cece Tarya, ST,.MA. (suarakarya.id         -        Yacob Nauly)

 

: Dipastikan Multiplier Effect atau efek  berganda  tinggi dari dua Program Perintis angkutan udara.

Yaitu  Perintis angkutan Penumpang dan Perintis angkutan Barang (Kargo) yang digelar manajemen Bandara DEO Sorong.

Kepala Bandara DEO Sorong, Cece Tarya ST, MA, mengungkapkan, untuk menyukseskan dua program angkutan Perintis itu butuh koneksifitas.

Atau kolaborasi antara Pemerintah Provinsi, kabupaten, kota di Papua. Khususnya di Papua Barat dan Papua Barat Daya.

Baca Juga: Dewan Pers Hanya Bisa Protes dan Demo Tanpa Berikan Solusi, Karya Jurnalistik Wartawan Terancam Dipasung Pemerintah dan DPR RI

"Kami sebagai Perhubungan Udara mencermati untuk menyesuaikan dengan program  Pemda," kata Cece di Hotel Aston Sorong, Rabu (22/5/2024).

Mencermati rencana-rencana ke depan  angkutan udara Perintis penumpang dan angkutan barang (kargo) itu butuh koneksitas tanggung jawab antara para pihak terkait.

Ia menjelaskan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kementerian Perhubungan  bekerja maksimal.

Dikatakan ia siap  membantu potensi pasarnya. Sebaliknya pemerintah daerah menyiapkan data ketersediaan komoditas yang dibutuhkan secara berkesinambungan.

Demi maksud tersebut  Manajemen Bandara DEO Sorong menggelar  rapat koordonasi  dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya. Termasuk kabupaten dan kota.

Baca Juga: Jaga Sinergi dan Kolaborasi, Manajemen Kilang Kasim Roadshow Silaturahmi dengan Stakeholder

Pertemuan ini dalam rangka membahas strategi dan dukungan data komoditas di setiap wilayah.

Ini  untuk mendukung optimalisasi potensi komoditas yang nantinya bisa diekspor melalui angkutan udara perintis kargo.

Anggaran subsidi tahun ini untuk program keperintisan sebesar Rp14 miliar dan tahun depan akan meningkat menjadi Rp26 miliar.

Ada nilai plusnya. Yakni ada  penambahan frekuensi dan penambahan rute khusus untuk subsidi kargo.

Merajut konektivitas antar-wilayah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Bandara DEO Sorong saja.
Namun tanggung jawab ini harus dipikul bersama  pemerintah daerah dengan alokasi anggaran subsidi yang telah disediakan.

Baca Juga: Robert Joppy Kardinal Putra Turunan Orang Asli Papua Berhak Maju Sebagai Calon Gubernur Papua Barat Daya

Persoalannya, pemerintah daerah harus memastikan data komoditas itu bisa menjawab kebutuhan pemesan.

Mencermati rencana-rencana ke depan  angkutan udara Perintis penumpang dan angkutan barang (cargo) itu butuh koneksitas tanggung jawab antara para pihak terkait.
Mencermati rencana-rencana ke depan angkutan udara Perintis penumpang dan angkutan barang (cargo) itu butuh koneksitas tanggung jawab antara para pihak terkait. ( - Yacob Nauly)


Soal  transportasi bisa diangkut melalui kargo maka akan terjadi keseimbangan harga, ada disparitas harga di Provinsi Papua Barat Daya.

Ada tujuh rute yang akan dibuka, terdiri atas Sorong-Ayawasi (PP) 2X/Minggu, Sorong-Inanwatan (PP) 3X/Minggu, Sorong-Teminabuan (PP) 3X/Minggu, Sorong-Kabare (PP) 3X/Minggu, Kabare-Marinda (PP) 3X/Minggu, Teminabuan-Inanwatan (PP) 2X/Minggu, Sorong-Kebar (PP) 2X/Minggu.

Pariwisata

Pada  sektor pariwisata, bandara DEO Sorong memiliki fungsi sebagai pintu masuk bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Baca Juga: Parpol Sumber Kerusakan NKRI

Selain itu bandara DEO juga berperan dalam menggerakkan dinamika pembangunan melalui kegiatan perekonomian  di Papua Barat Daya.

Seperti diungkapkan oleh Cohen (1984 dalam Ismayanti (2010), secara umum dampak pariwisata meliputi: penerimaan devisa, pendapatan masyarakat, peluang kerja, harga dan tarif, distribusi manfaat dan keuntungan, kepemilikan dan pengendalian, pembangunan dan pendapatan pemerintah.

Pariwisata dapat meningkatkan pendapatan devisa, menciptakan lapangan kerja.

Lalu merangsang pertumbuhan industri pariwisata. Oleh karena itu  Pariwisata dapat memicu pertumbuhan ekonomi.

Terlebih dapat mendorong di berbagai negara untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Baca Juga: FKDT DKI Sukses Gelar Ujian Akhir Berstandar Nasional Madrasah Diniyah Takmiliyah

Bila dihubungkan dengan pariwisata, bandara DEO masuk ke dalam salah satu unsur wisata yang dikenal dengan sebutan 5A.

Itu terdiri dari attraction, accommodation, accessibility, amenities, dan activities dan bandara DEO Sorong termasuk dalam accessibility.

Berarti bandara adalah akses dan pusat masuknya wisatawan ke suatu daerah seperti kabupaten  Raja Ampat.

Bandar udara merupakan suatu fasilitas perantara (interface) antara transportasi udara dengan transportasi darat.

Ini  secara umum fungsinya sama dengan terminal, yakni sebagai:

 a. Tempat pelayanan bagi keberangkatan/kedatangan pesawat. b. Untuk bongkar/muat barang atau naik/turun penumpang.

Dalam pembangunan pariwisata perlu memperhatikan 4 upaya berikut.

Yaitu upaya memenuhi kebutuhan manusia, peningkatan mutu kehidupan.

Lalu peningkatan sumber daya manusia dan alam, serta upaya untuk mempertemukan kebutuhan manusia antar generasi dan wilayah.

Terkait Bandara di daerah  pedalaman Papua termasuk di kabupaten Tambrauw sudah ada yang operasional.

Baca Juga: Disnakertrans NTB : LPK Wajib Kerja Sama dengan DuDi Lulusan Bisa Langsung Terserap

Begitu pun Teminabuan, Inanwatan, Pulau Gag dan Waisai Raja Ampat . Sejumlah Bandara di sini akan diaktifkan kembali.

Masalah Data

Kendala yang dihadapi saat ini di Papua adalah masalah data komoditas di pedalaman setempat.(Papua).

Nah terkait data, ini harus ada koneksitas antara para stakeholder di masing-masing Pemerintah Daerah.

Di daerah -  daerah seperti kabupaten Raja Ampat, kabupaten Tambrauw, Bintuni dan Sorong Selatan potensi ekonomi wilayahnya besar.

Semisal ikan tuna di Mega. Kalau jarak tempuh Mega ke Kota Sorong  bukan dengan pesawat bisa 8 jam hingga 10 jam kalau tak ada hambatan di jalan.

Jika dengan pesawat ikan tuna yang ditangkap di Mega Tambrauw  itu paling lambat 1 jam lebih sedikit sudah tiba di Pasar Kota Sorong.

Baca Juga: Kilang Kasim Tekan Kasus Stunting dan Gizi Kurang melalui Pendampingan Posyandu

Begitu pula potensi ekonomi lainnya. Seperti hasil Pertanian termasuk perkebunan masyarakat Pedesaan dapat diangkut melalui Perintis Cargo udara.

Ini manfaat dari angkutan  udara melalui program Perintis penumpang dan Perintis Cargo tersebut.

Jadi, Analisis data aktual penting untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Dan untuk memahami dinamika  itu penting.

Apalagi untuk menjalin kerja sama  yang sedang berlangsung dalam berbagai konteks, seperti bisnis, ilmu pengetahuan, dan lainnya.

Informasi yang diperoleh dari mengolah data dapat membantu untuk membuat rencana dan tujuan jangka panjang bisnis.

Program Keperintisan Penumpang dan Kargo
Program Keperintisan Penumpang dan Kargo (redaksi )


Data ini penting untuk merumuskan strategi serta menyusun standar dan prosedur tertentu yang akan memajukan  bisnis masyarakat dan perusahaan.

Tujuan utama dari  kebutuhan data  itu adalah untuk mengungkap pola, hubungan, dan informasi yang tersembunyi dalam bisnis.

Baca Juga: BRI Berkomitmen Terus Berperan Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Dengan demikian, hasil analisis data dapat  digunakan untuk membuat keputusan. Mengidentifikasi tren, membuat prediksi, dan mendukung usaha.

Ini adalah.
' Multiplier Effect  Program Perintis Penumpang dan Cargo Bandara DEO Sorong bagi Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat, Papua Barat Daya dan Papua umumnya '. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat