: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi apa yang telah dicapai Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam memperbaiki tata kelola penguatan antikorupsi.
Seperti dikatakan Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah 3 KPK Brigjen (Pol) Bahtiar Ujang Purnama usai rakor dan pemantauan program pencegahan korupsi Pemkot Surakarta dengan KPK RI di Solo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2024).
"Di tahun 2023 seluruh daerah di Jawa Tengah mengalami penurunan skor untuk Monitoring Center for Prevention (MCP). Namun ada dua yang tidak mengalami penurunan, yakni Pemkot Surakarta dan Semarang," jelasnya.
Menurut Bahtiar, untuk skor MCP Kota Solo, mencapai 92. MCP adalah aplikasi untuk melakukan monitoring capaian kinerja program pencegahan korupsi melalui perbaikan tata kelola pemerintahan.
"Tapi ada satu area manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) di reward yang skornya sebenarnya bagus tetapi masih memerlukan langkah perbaikan. Hal ini sudah dikomunikasikan dengan BKSDM, nanti akan diperkuat dengan berbagai macam regulasi," jelasnya lagi.
Selain manajemen ASN, komponen lain yang dinilai masih kurang adalah komponen media. Menurut Bahtiar, skor komponen media lebih rendah karena mungkin kurang terinformasi ke masyarakat.
Baca Juga: Ramaikan Bursa Pilkada Solo, Sekar Tandjung Ambil Formulir Pendaftaran ke Gerindra, PSI dan PKB
"Jadi apa yang telah dilakukan Pemkot Solo kurang terinformasi ke masyarakat. Ini perlu langkah perbaikan, dan ini sedang kita kerjakan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi," katanya lagi.
Bahtiar juga mengatakan skor untuk Survei Penilaian Integritas (SPI) Kota Solo juga masuk kategori terjaga. Ada tiga komponen dalam SPI yakni pihak internal, eksternal, dan expert.
"SPI untuk Kota Solo mencapai 83, hampir sama dengan Gianyar yang menjadi teritinggi untuk SPI nya," ujarnya.
Baca Juga: Jadi Generasi Digital Indonesia Pemersatu Bangsa
Menanggapi hal itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan pada awal dirinya menjabat skor MCP Kota Solo hanya 65, termasuk yang paling rendah di Solo Raya dan Jawa Tengah.
"Tetapi tiap tahun dengan arahan dan bimbingan dari pak direktur (KPK) MCP saat ini di atas 90 dan SPI 83, jadi angka MCP dan SPI tidak terpaut jauh," kata Gibran.